Sudah bertahun-tahun wilayah Bantar Gebang dikenal sebagai pusat TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) dengan banyaknya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pemulung. Namun siapa sangka, di tengah-tengah tumpukan sampah dan bau anyir, hadir sebuah komunitas sosial yang siap menebar beragam manfaat untuk anak-anak yang tinggal di Bantar Gebang.
Resa Boenard, pendiri The Kingdom of Bantar Gebang Biji (BGBJ), telah menyadari betapa mirisnya kondisi pendidikan anak-anak Bantar Gebang. Hidup dan tinggal di sana sejak kecil, kasus pernikahan dini yang membuat anak-anak memilih putus sekolah bukanlah cerita baru baginya.
"Ada yang anak-anak yang 13 tahun, atau 14 tahun sudah menikah. Terus berapa bulan menikah, terus menjanda. Akhirnya sudah merasa hidupnya tidak berguna lagi," ujar Resa Boenard saat ditemui tim detikcom untuk program Sosok (3/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari masalah itu, Resa mendirikan BGBJ sebagai komunitas yang memberikan solusi dari beragam masalah sosial yang ada dan mengakar dalam masyarakat Bantar Gebang. Ia meyakini pendidikan adalah kunci bagi warga untuk lepas dari jerat kemiskinan.
"Jadi aku selalu bilang sama adik-adik, bahwa untuk memutus mata rantai kemiskinan itu dengan pendidikan," ucap Resa.
Kehadiran BGBJ yang fokus untuk memberikan pelayanan pendidikan layak bagi generasi muda Bantar Gebang, menciptakan kesan yang baik di mata anak didik serta para orang tua.
"Ternyata asik. Banyak teman, banyak pengalaman juga, kenal anak-anak baru," ungkap Aulia, salah satu anak didik BGBJ.
Selain sukarela memberikan pelayanan pendidikan, melalui BGBJ Resa membantu meringankan beban kehidupan masyarakat dengan melengkapi kebutuhan pangan untuk para keluarga anak didiknya.
"Ya mau gimana Kak, kita di sini juga kan dikasih snack dan sembako gitu. Mama perlu itu. Aku juga perlu pendidikan juga di sini," lanjut Aulia.
Rencana tersembunyi Resa setelah penggusuran, halaman berikutnya.
Semenjak berdiri pada 2004, BGBJ memberikan dampak positif untuk masyarakat Bantar Gebang. Walaupun telah memberikan banyak manfaat, BGBJ tidak kebal dari penggusuran.
"Delapan belas tahun kita bangun sampai tempat kita besar sekarang, pastinya sudah banyak anak-anak dan orang tua yang menerima manfaat dari keberadaan BGBJ di tengah-tengah pembuangan sampah," kata Resa.
Pemindahan lokasi komunitas BGBJ merupakan hal yang sulit diterima oleh Resa. Ia mengaku rapuh dan sedih. Namun tidak ada kesempatan baginya untuk meratap. Sebagai seorang panutan, ia harus terlihat kuat dan profesional dalam menjalankan tugasnya di depan anak-anak didik BGBJ.
"Mau tidak mau kita pasti akan disuruh merelakan tempat kita untuk dihancurkan. Jadi memang berusaha. Walaupun aku sebenarnya di dalam merasa rapuh, aku sedih tapi memang ke anak-anak aku ucapkan 'percaya, janji Tuhan itu nyata,'" tuturnya.
Baca juga: Resa Boenard Si 'Princess Bantar Gebang' |
Semangatnya untuk tetap menjadi relawan pendidikan bagi anak-anak Bantar Gebang tidak pernah luntur. Resa yakin bahwa BGBJ akan terus berdiri sekalipun di tempat yang baru.
"Dan buktinya ketika kita melakukan penggalangan dana, sedikit demi sedikit mulai terkumpul. Dan aku punya keyakinan bahwa Desember 2022, kita akan mendapatkan lokasi baru untuk BGBJ dan 2023 kita mulai membangun tempat baru," ungkapnya mengakhiri.