Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan ketertarikannya untuk menggarap nuklir di Indonesia saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Golkar berpandangan tidak ada yang salah dengan rencana membangun nuklir selama tujuannya positif.
"Nuklir sudah diangggap sebagai clean energy of the future, sejumlah negara yang dahulu meninggalkan karena alasan keamanan sudah mulai menjajaki kembali. Jadi tidak ada yang salah bagi kita untuk kembali mengembangkan hal tersebut," kata anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Laksono saat dihubungi, Sabtu (2/7/2022).
Ketua DPP Golkar ini berpandangan rencana membangun nuklir itu baik selama tujuannya untuk perdamaian dan pendidikan. Selain itu, menurutnya Indonesia juga bisa kerja sama dengan negara lain untuk membangun nuklir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama kita hanya mengembangkan untuk kepentingan perdamaian dan pendidikan, tidak akan menjadi kendala, bahkan kita bisa kerja sama dengan negara-negara lain sehingga terlihat jelas tujuan kita untuk apa," ucapnya.
Selain itu, Dave juga berpandangan hal itu sesuai dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Dia menyebut kerja sama dengan negara lain untuk membangun nuklir sesuai dengan pandangan politik luar negeri Indonesia.
"Kita selalu menjunjung politik LN bebas aktif, makanya jangan terperangkap dengan hanya bekerja sama dengan 1 negara yang menciptakan image kita bersekutu dengan 1 pihak," ujar dia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Saat Jokowi Jembatani Komunikasi Zelensky-Putin':
Putin Tertarik Garap Nuklir di RI
Sebelumnya Vladimir Putin menyambut Presiden Republik Indonesia Jokowi di Istana Kremlin, Moskow. Banyak hal disampaikan Putin, salah satunya soal keinginannya membantu mengembangkan energi nuklir di Indonesia.
Putin menyambut Jokowi di Moskow pada Kamis (30/6). Isi sambutan keduanya diunggah oleh situs resmi Kepresidenan Rusia.
Pertama-tama, Putin menyampaikan pihaknya senang menyambut Jokowi yang notabene juga baru menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ini. Putin lantas menyebut negaranya sudah membantu Indonesia sejak masa lalu, saat Indonesia masih baru berdiri. Kerja sama antara keduanya bersifat saling menguntungkan. Pembicaraan barusan adalah juga pembicaraan terkait kerjasama.
"Pembicaraan hari ini dengan Bapak Joko Widodo digelar dalam suasana pembicaran bisnis dan cukup substantif," kata Putin.
Hubungan dagang Rusia dan Indonesia disebutnya berkembang baik. Pada tahun kemarin, hubungan dagang bilateral tumbuh 40% dan naik lebih dari 65% dalam lima bulan pertama di tahun ini. Hubungan perdagangan ini akan terus ditingkatkan. Kemudian, Putin mulai menyebut kerjasama untuk pengmbangan nuklir di Indonesia.
"Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional," kata Putin.
(maa/idh)