Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan perubahan nama sejumlah jalan di Jakarta dengan nama tokoh Betawi tidak akan menimbulkan masalah. Dia menyebut kebijakan itu telah melalui proses panjang yang melibatkan kepolisian, BPN, hingga Dukcapil.
"Alhamdulillah ini sudah dibahas bersama baik dengan pihak kepolisian. Karena mungkin masyarakat menanyakan nanti gimana STNK-nya, Pak? Gimana BPKB-nya? Udah telanjur ketulis namanya, sudah dibahas dengan itu," kata Anies dalam upacara peresmian nama jalan tokoh Betawi di Kantor Unit Pengelola Perkampungan Budaya Betawi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (20/6/2022).
"Lalu sertifikat tanah sudah pula dibahas dengan BPN, jadi insyaallah nggak ada masalah. Dan kemudian nanti di kependudukan sudah dibahas juga dengan Dukcapil, jadi nanti KTP, kartu keluarga, dan lain-lain secara bertahap bisa langsung diperbaharui dengan nama yang baru sehingga tidak menimbulkan masalah bagi semuanya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan perubahan nama jalan itu telah melewati proses kerja sama dengan pihak-pihak terkait. Dia mengajak semua pihak menyukseskan perubahan nama jalan tersebut.
"Jadi ini adalah bagian dari ikhtiar kita pada saat ini untuk bisa sama-sama membuat perubahan ini tidak menyulitkan, perubahan justru malah memudahkan," ucapnya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penggantian nama jalan tersebut. Menurutnya, proses tersebut telat melalui proses yang tidak sederhana yang dikerjakan selama berbulan-bulan.
"Lebih baik semua beres baru diumumkan, daripada diumumkan lalu kemudian ada masalah beresin semua tuh. Kalau pertandingan kalau pakai olahraga nih analogi ada dua jenis nih, ada jenis pertandingan sepakbola ada jenis pertandingan badminton. Kalau sepakbola pokoknya 90 menit berapa pun skornya berhenti, kalau badminton berapa pun lamanya sampai angka 21. Nah kita ngejar pola badminton yang penting tercapai target yang kita harapkan walaupun perlu waktu yang lebih lama," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Anies menyebut Pemprov DKI Jakarta juga akan melakukan perbaikan ruas jalan yang jaraknya terbilang cukup panjang. Dia berharap Jakarta makin menjadi kota informatif usai perubahan nama jalan menggunakan nama tokoh Betawi.
"Dan sekaligus di Jakarta kami ingin melakukan perbaikan juga karena ada banyak ruas-ruas yang amat panjang sehingga kita tidak tahu lagi ini jalannya sebelah mana karena jalannya amat panjang namanya satu dan ini pula yang kemudian kita tata. Sehingga menjadi penunjuk yang sesungguhnya dan penetapan ini adalah bagian dari ikhtiar kita untuk membuat kota kita makin informatif makin bisa jadi rujukan," ujarnya.
Selain itu, Anies mengatakan masyarakat Betawi perlu menunjukkan contoh seperti persatuan, kesetaraan, hingga keterbukaan. Dia berharap peran masyarakat Betawi akan terus ditingkatkan.
Sebelumnya, Pemkot Jakarta Timur mengabadikan sejumlah nama tokoh dan seniman Betawi menjadi nama jalan. Haji Bokir hingga Mpok Nori termasuk nama komedian yang diabadikan untuk nama jalan.
Seperti dilansir dari Antara, Jumat (17/6/2022), nama Jalan Haji Bokir dipakai untuk menggantikan nama Jalan Raya Pondok Gede segmen Kelurahan Pinang Ranti dan Kelurahan Dukuh. Sementara itu, nama Jalan Mpok Nori menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung.
Kasudin Bina Marga Jakarta Timur Benhard Hutajulu mengatakan secara total ada nama lima tokoh Betawi yang diabadikan untuk nama jalan. Selain Haji Bokir dan Mpok Nori, tiga tokoh lainnya adalah Haji Darip, Entong Gendut, dan Rama Ratu Jaya.
Papan nama Jalan H Bokir bin Dji'un terpasang dari simpang Jalan Raya Bogor atau pertigaan Hek sampai persimpangan lampu merah Tamini Square. Benhard menjelaskan Jalan Haji Darip dimulai dari titik awal Jalan Raya Bekasi hingga simpang Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Sedangkan Jalan Entong Gendut ditetapkan dari titik awal persimpangan Jalan Batu Ampar I hingga titik akhir persimpangan Jalan Raya Condet. Lalu Rama Ratu Jaya menggantikan nama Jalan BKT sisi Barat dari titik awal persimpangan Jalan Penggilingan hingga Jalan Raya Damai.
"Haji Darip ditetapkan menjadi nama jalan yang sebelumnya dikenal Jalan Bekasi Timur Raya. Entong Gendut menjadi nama jalan yang sebelumnya dikenal Jalan Budaya, Condet," kata Benhard.