DKI Jakarta kembali menempati posisi pertama kualitas udara terburuk di dunia. PDIP menyentil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sibuk nyapres ketimbang mengurusi polusi udara di Ibu Kota.
"Saat udara Jakarta mengalami polusi terberat di dunia, fokus Anies terlihat lebih ke pencapresan. Segala hal mulai dari peresmian JIS dan berbagai kegiatan lainnya hingga NasDem memunculkan nama capres diberi pendapat olehnya," kata anggota DPRD DKI Jakarta F-PDIP Gilbert Simanjuntak kepada wartawan, Senin (20/6/2022)
"Akan tetapi data terakhir 17 Juni di mana udara Jakarta berturut-turut paling berpolusi di dunia sedikit pun tidak terdengar apa yang akan dilakukannya untuk menyelamatkan warga DKI," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gilbert memandang polusi udara di Jakarta berpotensi mengurangi angka harapan hidup hingga 4 tahun. Namun, kata dia, Anies tak pernah sedikit pun buka suara terkait langkah penanganan polusi udara untuk warga Jakarta.
"Apakah ini bentuk ketidakpedulian karena mau nyapres, ketidakmampuan mengatasi masalah seperti banjir, perumahan DP nol rupiah, pengolahan sampah/ITF, jabatan ASN di Pemprov yang tidak diminati atau faktor lainnya, tidaklah jelas," ujarnya.
Anggota Komisi B itu menilai perlu langkah konkret mengatasi bahaya pencemaran udara yang mengancam kesehatan warga. Salah satunya mengurangi volume kendaraan pribadi serta mengevaluasi perluasan kebijakan ganjil genap.
"Kebijakan ganjil-genap yang diperluas hingga 26 jalur sebaiknya dievaluasi, karena walau dinyatakan mengurangi kemacetan, tetapi nyatanya polusi bertambah. Tidak perlu menata kata untuk memberi penjelasan soal penyebab dan hal lainnya, tetapi yang diperlukan adalah tindakan. Jakarta butuh pemimpin, bukan pejabat. Seorang pemimpin seharusnya bekerja dengan hati demi rakyat, bukan harus diberi tahu," ujarnya.
Sebelumnya, kualitas udara di Jakarta tercatat menjadi yang terburuk di dunia hari ini. Catatan IQ Air menunjukkan AQI US Jakarta berada di angka 196, yakni kategori kualitas udara tidak sehat. Disusul Santiago, Cile, dengan AQI US 180; dan Dubai, Uni Emirat Arab, dengan AQI US 161.
Berdasarkan data Senin (20/6/2022) pukul 07.33 WIB, udara di Jakarta mengandung konsentrasi PM 2,5, 27 kali lebih tinggi dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Simak video 'Saat Ganjar-Puan Kompak Tanggapi Santai Manuver NasDem':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.