Jakarta - Mbak Titik Soeharto bikin kejutan. Dia tampil sebagai presenter Piala Dunia di layar kaca SCTV. Padahal dua kemunculan sebelumnya dengan momen-momen berbeda juga sudah membuat dahi berkerut. Ada apa gerangan?Sosok putri Cendana yang selama ini lekat di mata publik adalah Siti Hardijanti Rukmana. Kerudung dan senyum manja perempuan yang akrab disapa Mbak Tutut ini kerap bertindak bak juru bicara Cendana, utamanya soal kesehatan Soeharto.Sedangkan sosok Siti Hediati Hariyadi alias Mbak Titik sama sekali tidak lekat dalam benak publik.Namun tiba-tiba sosok Titik muncul di publik. Dia meminta masyarakat memaafkan Soeharto.Saat itu Titik sedang berada di pengungsian Gunung Merapi di Desa Tanjung Kecamatan Muntilan, Magelang pada 20 Mei 2006. Sedangkan Soeharto sedang tergolek lemah di RS Pusat Pertamina.Publik yang terbiasa dengan sosok Tutut agak terperanjat dengan kemunculan Titik. Maklum, tidak biasa-biasanya Titik bicara ke publik.Tapi ternyata tidak hanya itu. Sosok Titik kemudian harus jadi santapan media lagi. Dia atas nama Soeharto melalui Yayasan Gotong Royong Kemanusiaan menyumbang Rp 100 juta ke pengungsi Merapi di desa yang sama.Putri keempat Soeharto ini kembali muncul di publik saat menyerahkan bantuan Rp 1 miliar ke Sultan HB X untuk korban gempa Yogya-Jawa Tengah pada 2 Juni.Tak lama berselang, Titik 'mejeng' di layar kaca SCTV menjadi presenter Piala Dunia pada 9 Juni. Hah!? Terlihat jelas Titik tak berpengalaman jadi presenter. Penampilannya kaku. Pengetahuan sepakbolanya pun terlihat sangat terbatas.Okelah... Titik ternyata memang tercatat sebagai komisaris SCTV. Tapi apa memang harus tampil di acara Piala Dunia? Apakah ini strategi Cendana untuk
come back? Apalagi mengingat para gibol tanah air sama-sama sedang menatap layar kaca yang sama. Pastilah tidak bisa mengabaikan penampilan Titik.Lalu kalau Cendana memang mau
come back ke publik, kenapa tidak pakai sosok yang biasa, yakni Tutut? Kenapa harus sosok baru seperti Titik?"Siapa saja di Cendana punya hak untuk memulihkan citra keluarga," kata pengamat komunikasi politik dari UI Effendi Gazali kepada
detikcom di Jakarta, Sabtu (10/6/2006).Menurut dia, kehadiran Titik di muka publik dapat dianggap sebagai juru bicara Cendana yang baru. Titik menggantikan peran yang selama ini diemban Tutut."Tapi Tutut kan tidak pernah bawain acara bola," cetus Effendi. "Jadi penampilan Titik sebagai presenter Piala Dunia itu contoh gagal. Titik salah ambil momen," imbuhnya."Jadi harus pilih momen yang tepat dong. Jangan juga muncul di Piala Dunia. Mbah Marijan saja menolak mendapat bantuan dari dia," tandas Effendi.Titik, lanjut dia, bisa saja muncul sebagai presenter acara Piala Dunia. Apalagi Titik tercatat sebagai komisaris SCTV."Tapi ketika sang pembawa acaranya kurang mengerti sepakbola, acara itu kan jadi terasa hambar. Momen Piala Dunia cuma 4 tahun sekali loh. Ini mengecewakan gibol," gerutu Effendi.
(ary/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini