18 Juni 2014 adalah salah satu momen bersejarah di Surabaya. Sewindu silam adalah detik-detik menegangkan di Jalan Kupang Gunung Timur I, Surabaya, yang karib dikenal sebagai Gang Dolly. Siapa sebenarnya Dolly?
Dilansir detikJatim, Jumat (17/6/2022), lokalisasi terakhir di Surabaya itu telah ditutup. Bangunan wisma yang tersisa di Jalan Kupang Gunung I menjadi saksi bisu yang merekam jejak panjang bisnis lendir di Kota Pahlawan, di sebuah gang yang dikenal dari nama seseorang: Dolly.
Ada beberapa versi cerita yang membuat nama itu melegenda. Menjadi ikon babak kelam sekaligus gemerlapan di kota kedua terbesar di Indonesia. Dolly bahkan disebut mengalahkan Phat Phong di Thailand atau Geylang di Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, siapa sebenarnya sosok pemilik nama yang tersohor dan identik dengan prostitusi itu? Ada versi yang menyebut namanya adalah Dolly Van der Mart, perempuan Belanda yang jadi muncikari pada awal periode rumah bordil di Surabaya.
Versi lain menyebutkan ia adalah seorang laki-laki karena ia kerap dipanggil Papi Dolly oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan karena panggilan itu, ada yang menyebut bahwa Dolly adalah wanita yang begitu cantik sekaligus pria yang menyukai wanita.
Dolly adalah nama panggilannya. Sesuai nama yang tertulis di prasasti makam sosok itu di Sukun, Kota Malang, nama belakangnya adalah Chavid. Sedangkan nama depan dan nama tengahnya disingkat menjadi DA Chavid.
Ada beberapa versi yang menyebutkan bahwa dua nama yang disingkat itu adalah Dollyres Advenso atau Advenso Dollyres. Sedangkan versi lainnya yang didapat detikJatim adalah Dolira Advonso. Beragam versi itu muncul seperti juga ejaan Chavid yang kerap dieja Chavit.
Baca selengkapnya di sini
Simak juga 'Menikmati Suasana Romantis di Wisata Air Kalimas Surabaya':