Foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berjalan didampingi 7 ketum parpol pendukung pemerintah di Istana menjadi perbincangan hangat jelang 2024. Formasi para ketum parpol itu disebut-sebut menjadi kode peta koalisi pada Pilpres 2024 mendatang.
Dalam foto tersebut, tampak Jokowi berjalan diapit para ketum partai. Di sebelah kiri Jokowi, ada Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Sementara, tepat di sebelah kanan Jokowi ada Ketum NasDem Surya Paloh lalu ketiga ketum partai dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yaitu Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketum PAN sekaligus Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru dilantik, Zulkifli Hasan (Zulhas).
Founder Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan foto tersebut memperlihatkan pengelompokan koalisi di Pilpres 2024. Dia menuturkan 4 petinggi parpol di sebelah kanan Jokowi-lah yang paling mungkin untuk berkoalisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau soal foto itu memang secara kebetulan tampak pengelompokan koalisinya, entah natural atau by design. Empat partai di sebelah kanan memang paling mungkin untuk menjadi koalisi," kata Hasan Nasbi saat dihubungi, Kamis (16/6/2022).
"Meski NasDem belum bergabung dengan KIB, tapi secara emosional mereka sangat dekat," imbuhnya.
Sementara, lanjutnya, para ketum parpol yang berada di sebelah kiri Jokowi bisa membentuk 1 atau 2 poros koalisi. Menurutnya, Gerindra dan PKB bisa bersatu membentuk koalisi.
Namun, apabila PKB telah berkoalisi dengan partai lain, PDIP dan Gerindra harus bermanuver ke parpol oposisi pemerintah, yaitu Demokrat dan PKS.
"Sementara di sebelah kiri bisa jadi 1 atau 2 poros koalisi. Ya itu foto dengan komposisi yang menarik untuk dibuatkan utak atik gatuknya," katanya.
"PKB bisa bersama Gerindra untuk jadi sebuah poros koalisi mengusung capres. Tapi kalau PKB diambil, PDIP dan Gerindra terpaksa harus gerilya ke Demokrat atau PKS," imbuh dia.
Hasan Nasbi kemudian berbicara soal sosok capres yang akan diusung di Pilpres 2024 mendatang. Dia menganalisis capres 2024 adalah all the president's men.
Sebab, kata dia, parpol yang mampu membentuk poros koalisi sendiri yakni PDIP, Gerindra, dan Golkar, merupakan parpol pendukung pemerintah.
"Kalau saya sudah dari tahun lalu bilang bahwa nanti pilpres akan diisi oleh all the president's men. Sebab yang punya peluang menjadi poros koalisi itu semuanya dari partai pendukung pemerintah, yaitu PDIP, Golkar dan Gerindra. Mereka hanya butuh tekan 1 partai untuk bisa memenuhi presidential threshold (PT). Sementara partai oposisi, meski bergabung, tidak akan memenuhi PT," kata Hasan.
Simak video 'Wanti-wanti Mahfud Dampak Politik Identitas di Pemilu 2024':
Baca di halaman selanjutnya.
Hasan menyebut NasDem tampak turut melirik Gubernur DKI Anies Baswedan untuk diusung. Namun, kata Hasan, NasDem akan realistis lantaran tak mudah membuat koalisi untuk mendukung Anies.
"Memang ada NasDem yang agak sedikit zig zag dengan menyebut-nyebut nama Anies Baswedan. Tapi pada akhirnya akan realistis. Nasdem juga nggak mudah membuat koalisi untuk mendukung Anies saat ini kursinya (di DPR) hanya 59," katanya.
Hasan melihat NasDem semakin sulit menjadi poros koalisi usai terbentuknya KIB. "Selain dengan PKB, dia harus mencari 3 partai untuk bisa berkoalisi. Setelah terbentuknya KIB, maka posisi NasDem untuk menjadi poros koalisi makin sulit," katanya.