.webp)
Acara reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 15 Juni menyisakan sejumlah momen yang menjadi perhatian. Salah satunya saat Jokowi berjalan didampingi tujuh ketua umum (ketum) partai pendukung pemerintah atau partai koalisi.
Di foto tersebut, Jokowi berjalan diapit para ketum partai. Tiga orang di sebelah kiri Jokowi adalah Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Sedangkan tepat di sebelah kanan Jokowi ada Ketum NasDem Surya Paloh.
Di samping Paloh, tampak akrab ketiga ketum partai dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) berjalan bersampingan. Mereka adalah Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketum PAN sekaligus Menteri Perdagangan (Mendag) yang baru dilantik, Zulkifli Hasan (Zulhas).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga Mauladi mengomentari foto tersebut. Viva mengatakan foto itu dapat diasumsikan menunjukkan realitas politik yang terjadi saat ini.
"Tanpa disadari, foto dapat dibaca dan diasumsikan menunjukkan realitas politik yang terjadi," kata Viva kepada detikcom, Rabu (15/6/2022).
Viva pun menyoroti formasi para ketum tersebut. Prabowo berjalan bersebelahan dengan Cak Imin. Kemudian Jokowi diapit Megawati dan Paloh. Sementara itu, Airlangga, Suharso, dan Zulhas dari KIB berkumpul menjadi satu.
"Gerindra dan PKB. Presiden diapit PDIP dan NasDem. Serta KIB berkumpul menjadi satu," katanya.
Lantas, Viva menyebut foto itu menunjukkan rencana koalisi di Pilpres 2024.
"Foto itu menunjukkan rencana koalisi di pilpres, ya, he-he-he...," lanjutnya.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi (Awiek) juga menyoroti foto Jokowi dan para ketum tersebut. Awiek mengatakan bisa saja foto itu dimaknai sebagai isyarat poros koalisi di Pemilu 2024. Namun dia menepis pemaknaan demikian lantaran, menurutnya, hal itu kebetulan saja.
"Ya, kalau pakai ilmu otak atik gatuk, ya bisa saja, tapi, ya, nggaklah. Yang jelas, tujuh ketua umum partai itu adalah anggota koalisi pemerintahan hari ini," kata Awiek, Rabu (15/6/2022).
"Soal posisi tempatnya berdiri, ya, kebetulan saja," imbuh dia.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu menilai pemaknaan tersebut hanya 'ilmu cocoklogi' atau sekadar dicocokkan saja.
"Kalaupun dimaknai bahwa akan ada tiga poros dalam koalisi itu, ya, namanya otak aatik gatuk atau ilmu cocoklogi, dicocokkan satu sama lain," katanya.
(fca/gbr)
