PT Pondok Patin: Tidak Ada Fee untuk Aziddin

PT Pondok Patin: Tidak Ada Fee untuk Aziddin

- detikNews
Jumat, 09 Jun 2006 10:23 WIB
Pekanbaru - KH Aziddin, anggota DPR dari Partai Demokrat, dituding sebagai calo bisnis pemondokan dan katering jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Dia merekomendasikan PT Pondok Patin kepada Staf Teknis Urusan Haji (TUH) di Jeddah. Tapi, PT Pondok Patin membantah memberikan fee kepada Aziddin. Bagaimana kisah Aziddin bisa merekomendasikan PT Pondok Patin sebagai perusahaan untuk berpartisipasi dalam proyek pemondokan di Makkah dan penyediaan katering di Madinah? detikcom telah bertemu dengan Direktur PT Pondok Patin, HM Yunus, Kamis (8/6/2006) kemarin. Yunus blak-blakan mengungkapkan kaitan perusahaannya dengan Aziddin. Berikut wawancara selengkapnya wartawan detikcom, Chaidir Anwar, dengan Yunus yang dilakukan di ruang kerjanya, di markas PT Pondok Patin, Jl. Kaharuddin Nasution, Pekanbaru: Perusahaan Anda direkomendasikan atas bantuan Aziddin? Apakah sudah diikutkan tender? Sebelum jauh menjawab semua ini, perlu saya luruskan bisnis pengadaan makan untuk jamaah haji Indonesia tahun 2006, tidak ada proses tender sama sekali. Setahu saya, masalah bisnis pengadaan makan selama ini hanya dengan sistem penunjukan langsung. Dalam hal ini semuanya menjadi kewenangan penuh Konjen RI di Jeddah. Penunjukan langsung ini bukan pada perusahaan Indonesia, melainkan perusahaan di Arab Saudi. Mengapa perusahaan Anda bisa ikut dalam pengadaan katering ini?Tentunya, karena saya memang sudah lama menjalin hubungan dengan perusahaan di Arab Saudi sana. Lewat perusahaan mereka, kita ikut dalam upaya mendapatkan jatah bisnis makanan untuk jamaah haji Indonesia. Di sana saya menyewa dapur untuk memasak. Sedangkan masakan itu sendiri menjadi tanggung jawab kita. Memangnya perusahaan Anda sudah pernah bisnis katering sebelumnya? Saya merintis bisnis ini sejak tahun 1991 silam. Waktu itu sifatya hanya kecil-kecilan dan bekerja sama dengan rekan bisnis asal Malaysia yang tentunya tetap menggandeng rekan bisnis di Arab Saudi. Pada tahun 1992, saya pernah mendapat rekomendasi dari Gubernur Riau, waktu itu bapak Soeripto. Saya diberi kesempatan memberikan katering jamaah haji asal Riau. Waktu itu juga, saya tangani bersama rekan-rekan dari Malaysia.Untuk tahun ini Anda menggunakan jasa Aziddin untuk mendapatkan jatah yang lebih besar?Saya kira bukan seperti itu. Mengapa mesti Pak Aziddin yang disebut-sebut telah menjadi calo dalam persoalan ini. Sama sekali Aziddin bukan calo. Saya tidak pernah membuat perjanjian apa pun dalam bisnis ini dengan Pak Aziddin. Hubungan saya dengan Pak Aziddin, sifatnya hanya meminta petunjuk bagaimana caranya bisa mendapatkan pengadaan katering untuk tahun ini. Saya secara pribadi sudah cukup lama berteman dengan Pak Aziddin, malah sebelum dia menjadi anggota DPR. Perkenalan saya karena kami sama-sama di organisasi Islam. Bagaimana sampai bisa mengurusi katering bersama Aziddin?Waktu itulah saya berbicang-bincang ingin mengisi katering untuk jamaah haji pada tahun ini. Intinya saya ingin berbisnis sekaligus beramal. Saat itu, saya bersama rekan-rekan bisnis lainnya dibawa Pak Aziddin menghadap Kabid Haji Konjen RI, Bapak DR Muh Nur Samad Kamba, MA. Jadi perlu saya tegaskan kembali, saya hanya meminta petunjuk jalan kepada Pak Aziddin untuk bisa menghadap Konjen. Tahu sendirilah, bukan hal yang mudah kita bisa bertemu Kabid Haji. Waktu ketemu Kabid Haji, apa saja yang dibicarakan? Waktu itu, kami selaku pengusaha tidak terlibat langsung dengan Kabid Haji. Yang banyak bicara hanya mereka berdua. Tapi kami sempat menyaksikan sedikit ketegangan di antaranya. Kalau saya tidak salah menafsirkan, Pak Nur Samad sempat kurang sepaham atas kehadiran kami. Mungkin Pak Samad mengira kami akan berbisnis pemondokan haji. Itu makanya, saya mendengar berkali-kali, Pak Samad menyebut kalau dirinya merupakan boneka Menteri Agama. Hitam kata menteri, maka hitam pula katanya, putih kata menteri, putih pula keputusannya. Dia juga sempat menyebut, tidak akan takut menolak kenginan kami. Dia siap menaruhkan jabatannya. Mundur pun dia siap. Saya juga tidak tahu persis mengapa kata-kata itu terlontar dalam pertemuan ini. Jadi pertemuan itu tidak membuahkan hasil?Benar. Pertemuan kami pertama agaknya banyak salah pengertian. Tapi memang saya tidak ikut campur dalam perbincangan tersebut. Karena memang, hanya mereka berdua yang berbicara. Namun, keesokan harinya, menjelang kami pulang ke tanah air, kami sempat ngobrol kembali dengan Kabid Haji. Apa yang diobrolkan?Waktu itu, saya beranikan diri untuk sedikit berbicara. Saya sampaikan langsung kepada Kabid Haji tentang keinginan saya. Saya sampaikan, bahwa kedatangan kami ingin meminta restu untuk bisa mendapatkan sedikit bagian untuk mengisi katering jamaah haji tahun ini. Hal itu saya sampaikan di hadapan Pak Aziddin dan Kabid Haji. Lantas niat itu disambut hangat Pak Samad. Malah dia terkejut kalau hanya sekadar itu yang kami inginkan. Kabid Haji menyambut baik keinginan kami. Malah Pak Samad dan Pak Aziddin akhirnya berpelukan. Mereka saling memaafkan karena sebelumnya telah salah persepsi. Pak Samad pun sempat mengatakan pada kami semua, "Kalau cuma itu yang diinginkan, kenapa tidak kemarin dibicarakan. Waduh, saya sudah terlanjur ngomong sama menteri soal yang kamarin itu," kata Nur Samad waktu itu. Saya tidak tahu persis laporan apa yang dia sampaikan ke menteri. Mungkin ya itu tadi, dikiranya mungkin kehadiran kami ingin mengusai semua bisnis jamaah haji ini. Mungkin juga, dari laporan itu, timbul isu kalau Pak Aziddin disebut-sebut calo. Sebab, belakangan saya ketahui ada menteri yang nuding Pak Aziddin jadi calo katering. Jadi waktu berjumpa kedua kalinya tidak ada masalah lagi?Tidak ada. Semuanya telah clear. Dari Pak Kabid Haji juga, saya akan diberi jatah katering untuk jamaah haji pada tahun ini. Pak Samad tidak mempersoalkan masalah katering itu, sepanjang urusan pemondokan masih menjadi kewenangannya. Kalau saya tidak salah artikan, Pak Samad ini sedikit keberatan bila masalah pemondokan kami yang menanganinya. Padahal maksud kami sendiri tidak mengambil bisnis pemondokan itu. Malah dia sempat janji, pada tahun 2007 mendatang, akan membicarakan soal pemondokan itu sendiri. Malah kalau boleh sedikit ekstrem, Kabid Haji itu juga banyak tak benarnya. Pihak Konjen memonopoli semua bisnis jamaah haji ini. Semua ingin dikuasai pihak Konjen. Mengapa proposal Anda ditandatangani Aziddin? Ini juga perlu saya luruskan lagi. (HM Yunus menyuruh stafnya untuk mengambil proposal asli yang dia tujukan pada Konjen RI. Dalam wawancara ini juga, pemilik rumah makan Pondok Pantin yang wajahnya mirip Rhoma Irama ini, dengan santai menjawab semua pertanyaan. Sesekali dia tertawa. Tak lama sebuah surat asli yang dia tujukan pada konjen RI di Jeddah dia tunjukan pada detikcom. Surat itu tertanggal 15 Mei 2006. Ditembuskan kepada Presiden RI, Ketua Komisi VIII DPR RI, Direktur Jenderal Haji dan Umroh. Surat asli itu tidak terdapat tanda tangan Aziddin."Tapi mengapa fotokopi proposal dibubuhi tanda tangan Aziddin?Yang beredar itu kan foto kopi. Saya sendiri tidak pernah meminta Pak Aziddin untuk membubuhi tanda tangannya di proposal itu. Anda kan sudah lihat sendiri, surat aslinya. Tapi mungkin saja, Pak Aziddin menerima faks dari saya soal proposal itu. Sebab, surat ke Kabid Haji Konjen saya tembuskan juga ke Komisi VIII DPR. Jadi mungkin saja, Pak Aziddin menandantangani foto kopi proposal itu, yang selanjutya dia faks ke Konjen. Saya sendiri tidak tahu persis foto kopi yang beredar tersebut.Kalau bisnis katering ini berhasil, apa yang Anda janjikan pada Aziddin dan Kabid Haji? Sama sekali tidak ada perjanjian apa pun pada mereka. Bisnis saya ini sekaligus ibadah buat saya. Selaku anak bangsa, saya juga ingin berbuat yang terbaik khususnya dalam hal penyediaan makan untuk jamaah haji. Selama ini, banyak jamaah haji yang mengeluhkan adanya katering dengan nasi basi, sayur basi. Nah, untuk itu, saya mencoba untuk memberikan yang terbaik. Cuma itu, tidak ada deal apa pun pada mereka. Sama sekali tidak ada deal apa pun pada orang yang telah membantu Anda?Saya tegaskan kembali, tidak ada kontrak apa pun kalau bisnis ini berjalan. Tapi begini ya ... Andaikan saya ini memberi jalan bisnis buat Anda, lantas bisnis yang saya berikan itu ternyata berhasil, kira-kira apa yang akan Anda lakukan buat saya? (HM Yunus pun tertawa memberikan umpama ini). Katakanlah saya tidak meminta sesuatu pada Anda. Tapi kan, Anda bakal ada pengertian buat saya. Saya kira itu hal yang lumrah. Jadi begitu juga bisnis saya ini. Ha ha ha ha Kira-kira berapa keuntungan Anda bila bisnis katering ini berjalan mulus?Saya tidak bisa sebutkan berapa angkanya. Tapi, seperti yang telah saya sebutkan tadi, bisnis ini bagian dari amal. Bayangkan saja, saya cuma memberikan harga satu porsi cuma 7 Riyal. Itu setara dengan uang kita sekitar Rp 14 ribu. Satu sisi, rekan bisnis saya dari Malaysia, menerapkan satu porsi minimal 15 Riyal. Saya kira harga yang saya tawarkan itu relatif murah. Sedangkan makan di Pondok Patin ini saya ini, satu porsi Rp 50 ribu. Ha..ha.... (asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads