Pemerintah Monitor Kapasitas RS dan Obat Hadapi Omicron BA.4 dan BA.5

Pemerintah Monitor Kapasitas RS dan Obat Hadapi Omicron BA.4 dan BA.5

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Senin, 13 Jun 2022 10:40 WIB
Petugas medis mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Kamis (30/4/2020). Peralatan medis ini didatangkan oleh CT Corp, bersama Bank Mega serta dukungan Indofood dan Astra Group.
Ilustrasi rumah sakit untuk perawatan pasien COVID-19 (Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta -

Pemerintah terus memonitor kapasitas rumah sakit (RS), obat dan oksigen untuk menghadapi masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Pemerintah tidak ingin lengah di masa transisi menuju endemi ini.

"Kita tidak boleh lengah, jangan terjegal menjelang finish," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo dalam keterangan tertulis, Senin (13/6/2022).

Seperti diketahui, kasus COVID-19 harian mengalami kenaikan setelah libur Lebaran 2022. Kenaikan kasus disebut akibat varian baru yang sudah masuk ke Indonesia yakni Omicron BA.4 dan BA.5.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abraham mengatakan kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia saat ini masih relatif terkendali berdasarkan angka positivity rate dan transmisi kasus. Namun dia mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan melakukan vaksin booster.

"Kenaikan angka kasus kita lihat sebagai warning. Kalo kita mau menjaga Indonesia tetap on track menuju endemi maka kita jangan abai protokol kesehatan dan menolak vaksin booster," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menyampaikan mengenai kenaikan kasus Corona setelah Lebaran 2022. Jokowi meminta semua pihak tetap waspada.

"Saya sudah minta untuk diwaspadai ada sedikit kenaikan karena kemarin masalah tiga minggu atau sebulan yang lalu karena kita Lebaran. Tapi saya kira kenaikan ini masih dalam posisi terkendali," kata Jokowi di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/6).

Jokowi menjelaskan evaluasi kasus COVID-19 di Indonesia harus merujuk ke data. Menurut Jokowi, kasus COVID-19 saat ini masih terkendali.

"Yang paling penting kita berpegangan kepada angka positivity rate, pegangannya itu. Kan harus di bawah 5 persen, kita sekarang di angka 1,03 persen. Jadi masih pada posisi terkendali," ujar Jokowi.

Jokowi juga menyebut kasus COVID-19 di Indonesia masih terkendali berdasarkan dari faktor laju transmisi. Meski demikian, dia terus mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi Corona dosis ketiga atau booster.

"Pertama positivity rate-nya masih di angka 1,03, masih di bawah 5 persen. Kemudian juga laju transmisi ini juga masih di angka yang terkendali. Angkanya 20 per 100 ribu per minggu kasus dan kita masih berada di angka 1. Jadi Masih terkendali tapi tetap kewaspadaan itu penting. Oleh sebab itu saya akan tekankan lagi pentingnya booster suntikan ketiga, ini akan kita terus lakukan," beber Jokowi.

Simak video 'Varian BA.4 dan BA.5 Berpotensi Timbulkan Gelombang Baru':

[Gambas:Video 20detik]



(knv/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads