Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi hasil karya bus listrik buatan Universitas Indonesia (UI). Bus ini nantinya akan digunakan untuk mendukung transportasi pada perhelatan KTT G20.
Universitas Indonesia menyerahkan sebanyak dua unit bus listrik kepada pemerintah yang diterima langsung di Kampus UI Depok, Jawa Barat, kemarin. Budi pun menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif dari UI.
"Saya atas nama pribadi dan atas nama pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih atas inisiatif dari Universitas Indonesia menyerahkan hasil penelitiannya berupa bus listrik kepada pemerintah. Insyaallah bus listrik buatan dalam negeri ini akan kita gunakan untuk kegiatan Presidensi G20 yang akan diadakan bulan Oktober-November 2022 di Bali," kata Budi dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengatakan, penggunaan angkutan massal berbasis listrik merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka menurunkan emisi karbon di sektor transportasi, dalam upaya mengatasi isu perubahan iklim dan pemanasan global.
Ia terus mendorong kalangan perguruan tinggi dapat membantu upaya percepatan transisi dari penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
"Penggunaan kendaraan listrik, khususnya untuk angkutan massal adalah keniscayaan yang harus kita kawal bersama. Ini merupakan upaya kita mengatasi polusi dan kemacetan lalu lintas. Untuk itu inisiatif yang dilakukan UI membuat angkutan massal listrik ini sangat penting," ujar Budi.
Kemenhub bersama sejumlah pihak seperti Kemendikbud, Kemenperin, dan sejumlah perguruan tinggi/universitas juga telah melakukan penelitian secara mendalam untuk menghadirkan angkutan massal listrik buatan dalam negeri.
Lebih lanjut Budi mengungkapkan sejumlah hal yang harus diupayakan dalam pengembangan angkutan massal listrik seperti bus. Pertama yaitu meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Kedua yaitu membuat baterai yang lebih kecil dan lebih ringan, dan peralatan lainnya yang menunjang agar bus listrik buatan dalam negeri ini bisa lebih kompetitif.
"Bus ini nantinya bisa kita gunakan untuk dalam negeri dan juga bisa kita ekspor," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan, kehadiran bus listrik buatan dalam negeri ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sejumlah isu seperti perubahan iklim, angkutan publik, dan ketahanan industri sekaligus energi dalam negeri.
"Pengembangan kendaraan listrik ini semakin masuk akal harus dilakukan, ketika terjadi krisis energi akibat konflik Rusia-Ukraina," imbuh Ari.
Ia berharap, kolaborasi antara universitas yang memiliki kemampuan penelitian dan rancang bangun dan mitra industri yang memiliki kemampuan manufaktur dapat semakin baik, sehingga prototipe bus listrik ini dapat diproduksi secara massal.
Pada kesempatan tersebut, Budi bersama Rektor UI dan sejumlah pejabat terkait sempat menjajal langsung bus listrik mengelilingi komplek kampus UI. Bus listrik buatan UI memiliki dimensi 12 meter x 2,5 meter x 3,7 meter.
Bus ini berkapasitas 64 penumpang dan memiliki jarak tempuh sejauh 300 kilometer. Selain itu, bus bertransmisi AMT (semi otomatis) ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum hingga 130 kilometer per jam.
Sejumlah keunggulan bus listrik UI di antaranya yaitu memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sangat tinggi, telah mengembangkan rancangan motor listrik bersama PT NSAD dan dikonstruksi oleh PT PINDAD.
Bus ini merupakan bus dengan low entrance deck (pintu masuk rendah) sehingga dapat digunakan sebagai bus angkutan perkotaan tanpa halte khusus.
Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Taufiek Bawazier, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Prof. Nizam, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Darat Cucu Mulyana, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Simak juga 'Jokowi Naik Mobil Listrik Genesis yang Bakal Dipakai di KTT G20':