Tulisan ini melanjutkan dengan judul yang sama dimuat pada tanggal 25 Maret 2022. Seorang mukmin wajib melaksanakan tugas sucinya, yaitu menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, seperti dalam firman-Nya surah at-Taubah ayat 71 yang berbunyi, " Dan orang-orang yang beriman laki-laki maupun perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma'ruf, mencegah dari munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah beserta Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rakhmat oleh Allah. Sebab sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
Seorang yang beriman satu dengan lainnya ibarat satu kesatuan seperti tubuh. Jika ada bagian tubuh yang tengah menderita sakit, maka bagian tubuh lainnya pun akan ikut merasakan sakit. Sehingga seorang mukmin menjadi peduli kepada sesama mukmin dalam kondisi apapun. Seorang mukmin akan bahagia atas kebahagiaan saudaranya dan ikut bersedih dengan kesusahan yang menimpa saudaranya. Jika semua anggota masyarakat muslim mempunyai sifat dan sikap yang baik dengan melakukan amar ma'ruf nahi munkar, maka kehidupan masyarakat akan teratur dan tertib serta dalam limpahan rahmat Allah Swt.
Jika sebaliknya masyarakat muslim mempunyai sikap dan sifat menyerupai kaum munafik, maka kehidupan mereka tidak akan sebaik kaum beriman. Mari kita simak firman Allah Swt. dalam surah at-Taubah ayat 67 yang berbunyi, " Orang-orang munafik laki-laki perempuan, sebagian mereka dengan sebagian lainnya adalah sama. Mereka senantiasa menyuruh berbuat munkar, dan melarang dari berbuat yang ma'ruf, serta mereka menggenggamkan tangan ( berlaku kikir ). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah pun melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sifat orang-orang munafik yang paling utama adalah menyuruh berbuat keburukan. Hal ini sangat berbeda dengan sifat orang-orang beriman yang selalu menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah berbuat keburukan. Sifat ini sesuai dengan tugas sucinya yaitu menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Bentuk ibadah yang dilakukan orang-orang mukmin dianggap kaum munafik sebagai bentuk kemunduran, sedangkan perbuatan buruk mereka anggap sebagai kebajikan dan kemodernan. Wanita muslimah yang menutup aurat mereka anggap sebagai kemunduran peradaban dan ironisnya ada seorang guru besar muslim yang mengolok-oloknya. Pergaulan bebas dan tentu tanpa mengindahkan aurat yang terbuka itu mereka anggap sebagai kemajuan peradaban. Terkikisnya tauhid masyarakat dunia saat ini semakin jauh, hal ini terbukti dengan mengedepankan hak manusia yang mengalahkan keimanannya pada Tuhan.
Mereka ( munafik ) menilai perbuatan buruk sebagai kebaikan dan sebaliknya, mereka laksana hidupnya sakit, bersama atau di tengah-tengah kaum beriman. Maka Allah Swt. menilai mereka sebagai kelompok yang paling rendah secara lahir dan batin. Sesuai dengan firman-Nya surah al-A'raf ayat 179 yang berbunyi, " Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam itu kebanyakan dari jin serta manusia. Mereka mempunyai qalbu, akan tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah. Dan mereka mempunyai mata, akan tetapi tidak mereka pergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan mereka juga juga mempunyai telinga, akan tetapi tidak mereka pergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu laksana binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat ( hina ) lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
Kemunkaran yang terpelihara dan sudah memasuki seluruh lapisan masyarakat, ini akan menimbulkan kekacauan diantara mereka dan sulit untuk dikendalikan. Kondisi tersebut telah terbukti dalam sejarah bangsa-bangsa yang sudah hancur, karena mereka umumnya membiarkan kemunkaran menyebar secara luas diantara mereka. Sebenarnya dalam menegakan amar ma'ruf nahi munkar adalah sederhana, ada keberanian untuk mencegah kemunkaran dan ada kemauan bagi yang diingatkan. Bukannya yang diingatkan menjadi marah sehingga menciptakan kondisi tidak adanya keberanian untuk mengingatkan.
Ada kaum yang durhaka dan selalu melampaui batas dan diantara mereka tidak melarang tindakan munkar ( al-Maidah ayat 78-79 ), dan disusul dengan sabda Rasulullah Saw. " Demi Allah, kalau kalian tidak mau menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, maka pasti Allah akan memberi kesempatan kepada orang-orang yang zhalim di antara kalian untuk menindas kalian ( HR. Imam Abu Dawud ).
Hadis ini memberikan penjelasan betapa pentingnya nilai amar ma'ruf nahi munkar. Sehingga Bani Isra'il yang tidak mau melaksanakan ibadah suci ini menjadi umat yang tertindas dan terhina di setiap tempat. Adapun saat ini mereka berhasil mendirikan suatu negara yang tampaknya mereka saling bersatu, janji Allah Swt. seperti firman-Nya dalam surah al-Maidah ayat 78-79 dan sabda Nabi Muhammad Saw diatas, akan menjadi kenyataan.
Semoga Allah Swt. selalu memberikan bimbingan kaum beriman untuk menunaikan ibadah amar ma'ruf nahi munkar, sehingga dapat membentuk suatu masyarakat dalam kehidupan yang harmonis dan tenteram.
Aunur Rofiq
Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
(erd/erd)