Permasalahan atap bocor di Stasiun Manggarai yang tak kunjung selesai ternyata bikin was-was anak kereta alias anker, sebutan populer untuk warga pengguna KRL. Air yang jatuh dari atap bocor membasahi lantai peron yang mepet dengan rel kereta. Salah-salah, orang bisa terpeleset di peron licin dekat rel. Amit-amit!
Ada Linda (31), pengguna KRL dengan tujuan kereta ke arah Bogor. Dia merasakan lantai licin akibat atap bocor cenderung membahayakan penumpang kereta. Akibatnya, penumpang harus lebih berhati-hati.
"Bahaya banget ya kalau menurut saya. Soalnya kan ini udah lama ya masalahnya, tapi belum selesai-selesai juga. Lantai licin kayak sekarang ini justru bikin bahaya, justru akan lebih merepotkan kalau penumpang itu lagi buru-buru dan ngejar kereta," kata Linda kepada detikcom di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap, permasalahan atap bocor dapat segera dituntaskan. Dia berharap PT KAI dapat sigap menangani permasalahan tersebut. Sebab, Stasiun Manggarai merupakan stasiun padat orang di Jakarta. Banyak pengguna KRL yang transit di sini.
Itu sebabnya, permasalahan remeh seperti atap bocor dapat segera ditangani. Tujuannya agar pengguna KRL dapat nyaman saat melakukan perjalanan.
"Manggarai itu stasiun terpadat. Banyak yang turun atau transit di sini. Jadi ya harapannya kalau bisa segera diperbaiki lah, jangan ada lagi permasalahan remeh kayak gini," ujarnya.
![]() |
"Apalagi yang transit di Manggarai itu banyak. Orang-orang pada buru-buru ngejar kereta, dikejar waktu. Kita udah capek nih beraktivitas, nunggu kereta, malah harus dihadapi dengan masalah sepele juga. Nggak kebayang kalau harus kepleset. Kalau penumpang yang bawa anak kecil gimana? Kasihan kan," sambungnya.
Penumpang lainnya, Sandi (33) menuturkan, atap bocor menjadi kendalanya dalam bermobilitas. Sebab, dia harus memperhatikan langkah kakinya agar tak terpleset.
![]() |
Di sisi lain, posisi atap bocor rentan dan membahayakan. Atap bocor di peron 7 persis ditengah-tengah, sehingga pengguna KRL terpaksa berjalan di sisi peron.
"Nih kayak ini bisa dilihat kan. Posisinya ditengah-tengah, mau nggak mau kita ya kepaksa jalan di sebelah kiri. Padahal ini agak bahaya kan kalau kereta lewat," katanya.
Dia berharap permasalahan tersebut dapat segera dituntaskan. Tujuannya, kata Sandi, agar kenyamanan pengguna KRL tak terancam.
"Ya semoga bisa cepat diperbaiki dah. Nggak enak kalau begini terus, kenyamanan kita yang naik KRL juga terganggu," imbuhnya.
(azl/dnu)