Pakar Kritik Rute Baru KRL Transit Manggarai: Tambah Derita Difabel

Pakar Kritik Rute Baru KRL Transit Manggarai: Tambah Derita Difabel

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Selasa, 07 Jun 2022 18:08 WIB
Penumpang KRL di Manggarai Arah Bogor Mebeludak
Penumpang KRL di Stasiun Manggarai (Dwi/detikcom)
Jakarta -

PT KAI Commuter memberlakukan aturan switch over di Stasiun Manggarai hingga menyebabkan kepadatan penumpang. Pemberlakuan rute baru ini dinilai justru membuat kekacauan di Stasiun Manggarai dan menambah derita difabel.

"Telah seminggu, switch over diberlakukan di Stasiun Manggarai. Release ini dibuat karena desakan dari mayoritas pengguna KRL, khususnya dari pengguna dari Bogor/Depok yang merasa dirugikan oleh kebijakan SO5 tersebut. Desakan ini dapat dibenarkan karena mayoritas pengguna adalah dari lintas Bogor dan Depok, sehingga terjadi 'kekacauan' ketika transit di Stasiun Manggarai ketika peak pagi atau sore hari," kata Direktur Eksekutif INSTRAN, Deddy Herlambang, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/6/2022).

Untuk diketahui, sebelumnya pengguna KRL dari Bogor/Depok tidak perlu transit ketika melakukan perjalanan menuju Stasiun Sudirman dan Tanahabang. Namun, sejak pemberlakuan switch over, penumpang harus transit di Stasiun Manggarai terlebih dulu. Deddy menilai hal ini justru mempersulit penumpang yang harus naik turun tangga dan menambah derita kaum difabel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keluhan pengguna transit di Manggarai karena naik turun dari lantai 1 ke 3 dan sebaliknya dan akses transit hanya ada tangga manual dan eskalator yang sempit sehingga sangat tidak nyaman untuk proses transit yang membutuhkan waktu cepat dalam transit 5-7 menit untuk mengejar KRL lintas yang lain. Proses transit tersebut menambah derita bagi difabel (disabilitas, manula, ibu hamil, anak-anak, dan orang dengan bawaan berat)," ujarnya.

Deddy mengutip catatan KCI soal jumlah pengguna transit di Manggarai sebanyak 120.000 per hari. Menurutnya, kemampuan stasiun masih belum layak apabila dilihat dari desain Stasiun Manggarai baru saat ini.

ADVERTISEMENT

"Kurang layaknya adalah karena ruang akses transitnya terbatas, jumlah tangga kurang, dan lebar tangga kurang mencukupi. Kenyataan seperti ini pun di Manggarai seperti Stasiun Tanahabang sebagai stasiun lama di kala peak yang juga tidak layak lagi sebagai sebagai stasiun transit. Tanahabang kapasitas normal 30.000 orang per hari dipaksa menampung 100 ribu penumpang per hari," tuturnya.

Dia pun mengingatkan agar Stasiun Manggarai tidak digunakan sebagai stasiun baru. "Belajar dari ketidakmampuan Stasiun Tanahabang, sebenarnya tidak perlu terjadi lagi di Manggarai karena sebagai stasiun baru," ungkapnya.

Dalam hitungannya, bila ditilik saat ini jumlah perjalanan kereta (perka) setelah SO5 KRL dari Bogor/Depok ke Manggarai sebanyak 167 perka dan sementara KRL loop feeder dan KRL Cikarang/Bekasi ke Sudirman/Tanahabang/Duri/Angke hanya sebanyak 75 perka. Jumlah perka ini ia nilai sangat tidak berimbang.

Karena itu, dia meminta para pembuat kebijakan mengevaluasi pemberlakuan rute baru ini.

"Dari kondisional di atas, sebaiknya regulator dan operator kereta api segera mengevaluasi kembali switch over tersebut. Idealnya perencanaan pelayanan outcome hanya untuk kemudahan layanan penumpang bukan kepada layanan kemudahan operasi perkeretaapian," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads