Candi Borobudur terletak di Magelang, tepatnya di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Jawa Tengah. Candi Borobudur adalah salah satu destinasi wisata ternama di Jawa Tengah sekaligus tempat ibadah umat Buddha.
Candi Borobudur ramai dibicarakan terkait harga tiket naik candi Rp 750 ribu. Berikut serba-serbi tentang Candi Borobudur.
Candi Borobudur Terletak di Kota Magelang, Ini Posisi Geografisnya
Melansir dari situs Kemdikbud, Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, Candi Borobudur terletak di 7Β° 36β² 28" LS dan 110Β° 12β² 13" BT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lingkungan geografis Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit dengan ketinggian 265 dpl.
Bentuk Bangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur terdiri dari beragam motif relief (ukiran) yang memiliki makna di dalamnya. Berikut rincian bangunan Candi Borobudur.
- Memiliki panjang 121,66 meter, lebar 121,38 meter, dan tinggi 35,40 meter.
- Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan 3 teras berdenah lingkaran.
- Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
- Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
- Ada tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
- Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter kubik (kira-kira 2.000.000 potong batu).
Sejarah Bangunan Candi Borobudur
Candi Borobudur didirikan secara bertahap oleh tenaga kerja sukarela yang bergotong royong demi kebaktian ajaran agama pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra antara tahun 750-842 M. Candi ini merupakan bukti sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pahatan relief, susunan patung, maupun figur-figur Buddha yang diarcakan.
Hingga saat ini belum diketahui pasti alasan mengapa candi-candi di satuan ruang geografis Borobudur ditinggalkan. Dugaan sementara yang dikemukakan sejumlah ahli, penyebab candi-candi itu ditinggalkan adalah akibat meletusnya Gunung Merapi tahun 1006.
Pada tahun 1814, Sir Thomas Stanford Raffles, Letnan Gubernur Inggris, memerintahkan pembersihan Candi Borobudur yang saat itu tertutup oleh tanah, semak belukar, dan pepohonan. Kemudian pada tahun 1849, Pemerintah Hindia Belanda menugaskan Wilsen untuk menggambar arsitektur dan relief candi ini secara akurat.
Bersamaan dengan itu, Brumund juga ditunjuk untuk menulis narasi tentang Candi Borobudur. Brumund mengira tulisannya akan diterbitkan bersama gambar Wilsen sebagai monografi. Ternyata, gambar karya Wilsen diterbitkan sendiri dengan catatan dari pelukis itu, sehingga Brumund mengundurkan diri. Beberapa tahun kemudian, bahan lukisan Wilsen dan tulisan Brumund disusun kembali oleh C. Leemans menjadi monografi pertama tentang Candi Borobudur. Sejak itu, candi ini mendapat perhatian lebih luas di tengah masyarakat, baik sebagai monumen Budha maupun karya arsitektur yang artistik.
Candi Borobudur Diakui UNESCO
Pada tanggal 23 Februari 1983, Candi Borobudur selesai dipugar dan resmi dibuka oleh Presiden Soeharto untuk dikunjungi masyarakat luas. Kemudian pada tahun 1991, Candi Borobudur yang terletak di Kota Magelang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia yang diberi nama Borobudur Temple Compounds.
Simak Video 'Pro Kontra Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750 Ribu':