Kemenag Bicara Potensi Idul Adha Beda Hari: Tunggu Sidang Isbat

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Senin, 06 Jun 2022 17:12 WIB
Foto: Gedung Kemenag/Istimewa
Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) merespons soal potensi perbedaan Hari Raya Idul Adha pada tahun ini. Kemenag mengajak semua pihak menunggu hasil sidang isbat pada akhir Juni mendatang.

"Kita menunggu hasil sidang isbat yang insyaallah akan dilaksanakan tanggal 29 Zulkaidah (bertepatan 29 Juni)," kata Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, lewat pesan singkat, Senin (6/6/2022).

Kamaruddin mengimbau masyarakat saling menghargai jika tanggal Hari Raya Idul Adha tahun ini berbeda. Kamaruddin yakin masyarakat sudah dewasa dalam menyikapi perbedaan.

"Kalaupun ada perbedaan kita berharap masyarakat bisa memahami dan saling menghargai. Masyarakat kita sudah terbiasa dan dewasa dalam menyikapi perbedaan," ujar Kamaruddin.

Sebelumnya, Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin, menyampaikan analisisnya mengenai potensi perbedaan Idul Adha pada 9 Juli dan 10 Juli 2022. Thomas mengawali penjelasannya dengan membeberkan mengenai garis tanggal yang dibuat dengan menggunakan kriteria yang berlaku di masyarakat.

"Saat ini ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia: kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS. Kriteria Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari. Kriteria Baru MABIMS mendasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal (imkan rukyat atau visibilitas hilal), yaitu fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat. Kriteria Baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama dan beberapa ormas Islam," kata Thomas dalam blog-nya seperti dikutip pada Senin (6/6). Thomas sudah mengizinkan tulisannya dikutip.

Thomas menerangkan pada Magrib 29 Juni 2022, posisi bulan di Indonesia sudah di atas ufuk. Dengan demikian, kriteria wujudul hilal seperti yang disampaikan di atas sudah terpenuhi.

"Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumatnya menyatakan 1 Dzulhijjah 1443 jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022. Hari libur nasional yang menyatakan Idul Adha 1443 jatuh pada 9 Juli 2022 didasarkan pada kriteria lama MABIMS, yaitu tinggi minimal 2 derajat dan elongasi 3 derajat atau umur bulan 8 jam," kata Thomas yang juga sebagai Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Indonesia Kemenag.

Lebih lanjut, Thomas menjelaskan garis tanggal kriteria baru MABIMS menunjukkan pada Magrib 29 Juni 2022, tinggi bulan di Indonesia umumnya kurang dari 3 derajat elongasinya kurang dari 6,4 derajat. Kondisi itu berarti bahwa hilal terlalu tipis untuk bisa mengalahkan cahaya syafak yang masih cukup kuat.

"Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat. Secara hisab imkan rukyat (visibilitas hilal), data itu menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022. Konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang itsbat awal Dzulhijjah 1443," beber Thomas.


(knv/dhn)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork