Tanda tanya mengenai truk gandeng yang tersesat masuk ke jalan sempit di Nganjuk, Jawa Timur, terjawab sudah. Polisi memastikan tersesatnya kendaraan besar itu tidak berkaitan dengan unsur mistis dan angker.
Dilansir dari detikJatim, Senin (6/6/2022), truk gandeng yang memuat 45 ton tanah bahan keramik itu tersesat pada Rabu (1/6) lalu. Kala itu, sang sopir mengaku tiba-tiba terjebak di sebuah jalan sawah sempit di Dusun Dayaan Kerep, Desa Maguan, Kecamatan Berbek, Nganjuk.
Sang pengemudi, Eko Sudjarwanto mengaku tak sadar jika kendaraannya masuk jalan sempit di sekitar sawah. Eko yang merupakan warga Keniten, Ponorogo ini mengaku tak ingat kejadian yang menimpanya. Terakhir, ia ingat sedang melintas di wilayah Hutan Saradan Madiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ingat tahu-tahu sudah sampai lokasi jalan sempit sawah di Nganjuk itu. Tapi yang saya ingat itu terakhir sampai Hutan Saradan Madiun," kata Eko, Sabtu (4/6/2022).
Eko menyebutkan, dirinya seolah sedang tertidur lelap di pinggir Hutan Saradan. Namun, ia kaget saat Rabu (1/6) tengah malam, tetiba dirinya sampai di tengah sawah Nganjuk.
"Seingat saya waktu sampai Hutan Saradan tidur di truk Rabu sore, tapi kok tahu-tahu malamnya sudah di jalan sempit tengah sawah," ujar Eko.
Terkenal Angker
Warga sekitar pun angkat bicara. Warga setempat mengakui rute tempat tersesatnya truk selama ini dikenal angker.
"Memang ada titik yang terkenal angker," ujar warga Saradan, Joko Widodo kepada detikJatim, Minggu (5/6/2022).
Beberapa titik lokasi angker di wilayah Saradan mulai Caruban hingga Nampu perbatasan Madiun Nganjuk kata Joko, yakni kawasan Baroklinting di Desa Sukorejo. Di wilayah Baroklinting ini merupakan kawasan militer berupa bukit dengan kondisi jalan tanjakan.
"Mulai itu daerah Baroklinting juga masuk hutan Saradan," kata Joko.
Warga heran karena truk dengan muatan 45 ton tanah melewati sebuah jalan sempit dan menikung tajam.
"Truk itu muat 45 ton tanah bahan keramik kok aneh bisa melewati jalan menikung di Jembatan Dusun Bendil desa saya," kata Kepala Desa Berbek, Mudjiodo.
Mudjiodo menegaskan, kondisi jalan sempit ini lebarnya hanya sekitar tiga meter. Apalagi ditambah tikungan tajam dekat jembatan, sangat mustahil truk besar bisa lewat. Mudjiodo pun yakin, sopir sepintar apapun pasti tak sanggup membawa kendaraan gandeng melewati lokasi tersebut.
"Saya yakin sopir sepintar apapun pasti tidak bisa lewat jalan jembatan bendil yang menikung tajam. Ini sangat aneh," imbuh Mudjiodo.
Lihat juga video 'Pemotor Asal Aceh Nyasar Masuk Tol Medan Gegara Google Maps':
Polisi bantah terkait mistis dan angker. Simak di halaman selanjutnya.
Polisi Bantah Mistis
Rumor mistis mewarnai tersesatnya truk bernomor polisi L 9243 UF itu kemudian ditepis polisi. Usai melakukan evakuasi dan investigasi, polisi menyatakan peristiwa yang dialami Eko sama sekali tidak berkaitan dengan unsur mistis dan angker.
"Kita telah melakukan upaya investigasi atas rumor katanya ada mistis soal truk gandeng masuk jalan sawah yang sempit. Yang jelas butuh 2 hari untuk evakuasi," ujar Kanit Gakum Satlantas Polres Nganjuk Ipda Sugino saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (6/6/2022).
Dari hasil investigasi di Dusun Dayaan Kerep, Desa Maguan, Kecamatan Berbek, tambah dia, polisi menemukan beberapa bukti. Bahkan lokasi itu tidak angker. Jadi, ada unsur mistis itu tidak benar. Pasalnya, polisi menemukan sebuah bangunan cor irigasi sawah rusak terserempet truk gandeng tersebut.
"Jadi kita telah menemukan bagian dari bangunan cor irigasi sawah rusak terserempet truk tersebut. Sempal cornya," kata Sugino.
Sugino menyebut, tak hanya bangunan cor talut irigasi sawah yang rusak akibat terserempet truk gandeng muat tanah bahan keramik tersebut. Polisi juga menemukan daun dan ranting pohon mangga di pinggir jalan yang rusak tekena body bak truk gandeng tersebut.
"Ada juga temuan beberapa daun dan ranting pohon mangga di pinggir jalan yang rusak daun rontok," jelas Sugino.
Untuk menguatkan investigasi, pihak Satlantas Polres Nganjuk memintai keterangan sopir. Kepada polisi, sopir truk gandeng yakni Eko Sudjarwanto (36) warga Keniten Ponorogo, mengakui jika dirinya tersesat tanpa petunjuk aplikasi google map.
"Akhirnya untuk menguatkan investigasi, kami mintai keterangan sopir akhirnya paham. Sopir mengaku tersesat karena bingung arah. Pengakuannya juga tidak memakai aplikasi google map," tandasnya.
Simak selengkapnya di sini