Bagi umat Islam bersandar hanya satu pada Allah Swt. bukan pada makhluk meski berkedudukan sangat tinggi maupun mempunyai kekuasaan yang kuat. Aktivitas seorang muslim dalam memperjuangkan ajarannya mempunyai harapan dan keyakinan bahwa Allah Swt. akan membantu dan menolongnya. Dengan keimanan kepada Allah Swt. dan melakukan amar ma'ruf nahi munkar, mereka (para aktivis) layak mendapatkan pertolongan (kemenangan).
Hal ini sudah dijanjikan seperti pada firman-Nya surah ar-Rum ayat 47 yang berbunyi, " Sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang Rasul kepada kaumnya ; mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan ( yang cukup ), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan menjadi kewajiban Kami-lah menolong orang-orang yang beriman."
Memperjuangkan ajaran Islam hendaknya para aktivis pergerakan saling berukhuwah dalam Islam adalah umat " pertengahan ". Allah Swt. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 143 yang berbunyi, " Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat pertengahan, agar kamu menjadi saksi atas sekalian manusia, dan agar Rasul menjadi saksi atas kamu."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para mufassir berkata," Umat pertengahan adalah umat Muhammad Saw. Yaitu umat yang tidak berlebih-lebihan ( melampaui batas ) seperti berlebih-lebihan kaum Nashara terhadap nabi-nabi mereka ; dan tidak pula terlalu meremehkan sebagaimana kaum Yahudi." Maka itulah umat yang masing-masing individunya diikat oleh ukhuwah Islamiah, karena orang-orang yang beriman itu bersaudara.
Selalu ingatlah kata para mufassir, " Kesudahan yang berupa kejayaan itu diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman, bukan yang lain, meskipun orang-orang munafik mengatakan atau menganggap dan mengaku untuk mereka. Allah-lah yang memiliki izzah uluhiyah dan Rasulullah Saw. memiliki izzah nubuwwah, serta orang yang beriman memiliki izzah perwalian ( mendapat kecintaan, bantuan dan pertolongan dari Allah Swt.).
Mereka ( orang munafik ) dan ahlul bathil berkhayal bahwa izzah ( kewibawaan ) milik mereka, karena mereka mendapatkan nilai-nilai materi duniawi. Mereka lengah dan tertipu dari kenyataan sebenarnya, sebab izzah itu milik Allah Swt. Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Demikian itu sudah merupakan ketetapan-Nya. Janji Allah Swt. untuk membantu dan menolong bagi orang-orang yang beriman seperti pada firman-Nya surah ar-Rum ayat 47 tersebut di atas, dan diperkuat oleh hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. yang berbunyi, " Allah Swt. berfirman, " Aku menurut prasangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka kebaikan itu baginya; dan jika ia berprasangka jahat, maka kejahatan itu untuknya."
Pada zaman ini, banyak terjadi saling menyandar diantara makhluk berdasarkan kepentingan. Seorang politisi yang beriman hendaklah hanya bersandar pada Allah Swt. niscaya apa yang diperjuangkan akan memperoleh bantuan-Nya. Kenyataan saat ini ternyata bersandarnya ada landasan kepentingan agar dilindungi karena ada " kartu " yang dipegang pihak lain. Kartu ini juga memiliki ketergantungan terhadap kepentingan, bisa menjadi kartu mati, kartu pingsan yang pada saatnya bisa hidup kembali atau yang hidup laksana kartu atm. Semua kepentingan ini merupakan gelora pesona " dunia " yang jelas tidak selamanya kekal karena fana.
Maka selalu ingatlah tiada seseorang yang berkuasa mutlak yang kau jadikan sandaran. Seorang Fir'aun yang berkuasa dan mengaku sebagai Tuhan, juga bisa mati tenggelam di laut. Mestinya dia mengaku Tuhan bisa menggerakkan lautan untuk tidak menenggelamkannya. Apakah ada seseorang yang berkuasa laksana kekuasaan Fir'aun di dunia saat ini ? Jadi sikap " ngenger " dalam bahasa jawa adalah numpang hidup, untuk kenikmatan maupun sekedar hidup pada makhluk tinggalkanlah, karena tiada kekuatan yang bisa menandingi kekuatan-Nya.
Sejarah maupun pelajaran dari orang lain yang merupakan petunjuk jika kita menyadarinya. Ingatlah bahwa kekuasaan itu selalu dipergilirkan. Dalam ayat dibawah ini menunjukkan bahwa, Allah Swt telah menjadikan orang yang lemah ( tertindas ) menjadi pemimpin. Kita simak firman-Nya pada surah al-Qashash ayat 5-6 yang berbunyi, " Dan Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang lemah ( tertindas ) di bumi itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, serta hendak menjadikan mereka sebagai orang-.orang yang mewarisi ( bumi ). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu."
Inilah janji-Nya bahwa pada saatnya jika kalian menjadi yang tertindas, akan menerima amanah untuk menjalankan kekuasaan yang melayani dan mensejahterakan warga yang kalian pimpin. Maka pegang teguhlah wasiat untuk berbuat sesuai perintah dan menjauhi larangan-Nya serta bersikap ridha atas ketetapan-Nya. Ini merupakan bentuk seorang beriman yang hanya bersandar pada Sang Pencipta. Semoga kita semua diberikan cahaya-Nya sehingga tidak berpaling pada-Nya.
Aunur Rofiq
Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)
Simak juga 'Menengok Masjid Agung Al-Baitul Qadim, Ziarah Agama Islam Pertama di Timor':