Sukarno Dinilai Punya Peran Penting Beri Pemahaman Nilai-nilai Pancasila

Sukarno Dinilai Punya Peran Penting Beri Pemahaman Nilai-nilai Pancasila

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 02 Jun 2022 01:54 WIB
Presiden Sukarno saat menghadiri Muktamar ke-23 NU di Solo tahun 1962
Foto: Presiden Sukarno (NU.or.id)
Jakarta -

Peneliti Politik dari Norththem Illinois University, Azriansyah Agies menilai masih banyak masyarakat yang belum memahami apa itu Pancasila. Sebab mereka belum mendapat pemahaman yang jelas proses terbentuknya Pancasila.

"Bagaimana Pancasila bisa dipahami tidak hanya pejabat intelektual atau sastrawan atau seniman itu adalah jelaskanlah Pancasila sejelas jelasnya. Caranya untuk menjelaskan harus diceritakan bagaimana nilai-nilai ini bisa tumbuh, bagaimana nilai-nilai ini bisa begitu lekat dengan proses terbentuknya negara bangsa yang bernama Indonesia itu," kata Azriansyah dalam diskusi Adu Perspektif yang disiarkan detikcom berkolaborasi dengan Total Politik, Rabu (1/6/2022).

"Karena kalau menurut saya, dari apa yang saya alami dalam hidup dan cerita teman-teman, baik sebaya, lebih tua dari saya atau lebih muda dari saya, banyak yang bukan tidak paham, tapi tidak terpapar proses terbentuknya negara ini seperti apa. Kenapa Indonesia itu lahir, kenapa lahirnya setelah perang dunia kedua dan kenapa berbentuk republik, kenapa tiba-tiba setelah proklamasi," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Azriasnsyah menuturkan pemahaman tentang Pancasila harus disampaikan dalam perspektif yang komparatif. Menurutnya untuk menjelaskan apa itu Pancasila perlu dilakukan secara bertahap mula dari kronologi terbentuknya Indonesia.

"Dan ini harus disampaikan dalam perspektif yang komparatif, bagaimana sih negara lain terbentuk. Kenapa step information itu penting, karena kita tidak terpapar bagaimana sih negara ini terbentuk tidak hanya gagasan ya, tetapi kronologinya, perjalanannya kenapa Pancasila bisa sebegitu vitalnya di negara kita, nah itu yang harus kita jelaskan. Perdebatan di BPUPKI itu bagaimana," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Azriansyah menilai pancasila merupakan puncak kesepakatan ideologi dari macam-macam etnis dan agama. Pancasila juga dinilai sebagai sebuah kesepakatan membentuk suatu bangsa.

Pancasila semacam puncak kesepakatan dari kelompok-kelompok yang berbeda entah berbeda etnis, agama, bahkan bahasanya pun berbeda yang kemudian bersepakat membentuk suatu bangsa," ucapnya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Freedom Institute, Rizal Mallarangeng menilai presiden pertama RI Sukarno memiliki peran penting dalam memberi pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. Sebab Sukarno merupakan sosok yang pandai menulis dan menyampaikan pesan.

"Salah satu kehebatan Bung Karno dia penulis artikel koran yang populer dan bahasanya sangat bagus dan itu yang membuat dia selain orator dia penulis yang bagus," kata Rizal.

Menurut Rizal, untuk memberikan pemahaman mengenai Pancasila kepada masyarakat di zaman modern saat ini bisa melalui berbagai cara. Mulai dari memberikan contoh perilaku dalam bertindak sehari-hari, melalui filsafat hingga konten.

"Dalam konteks sekarang, bagaimana nilai-nilai kebangsaan yang bagus yang filosofis seperti Pancasila bisa dimengerti dan dicintai masyarakat, menurut saya kita jagan nuntut terlalu banyak juga, ini di filosofi of state bukan filosofi people. Ini folosofi negara.

"Mengajarkan sesuatu yang mulia kan tidak dengan mengatakan ini mulia loh. Pertama itu, orang berikan contoh. Kemudian kepada mereka anak-anak yang masih muda selain contoh ya yang tadi meyakinkan mereka dalam kerangka yang mereka pahami. Banyak cara menuju roma," jelasnya.

Baca berita selengkapnya di halaman berikut

Simak juga 'Asal Usul Hari Lahir Pancasila yang Diperingati Hari Ini':

[Gambas:Video 20detik]




Sependapat dengan Rizal, kontent creator Ferry Irwandy menyebut Sukarno merupakan pencerita yang hebat. Sukarno dinilai mampu berbicara dan memberikan pemahaman dengan siapapun.

"Kenapa Bung Karno lebih bisa dianggap menaruh nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat luas, karena Bung Karno seorang storyteller yang hebat kan. Dia tahu bagaimana bicara dengan wartawan, bagaimana bicara dengan petani, bagaimana bicara dengan Kiai," ujarnya.

Ferry mengatakan memberi pemahaman nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat harus disesuaikan dengan tingkatan pengetahuannya. Sebab tidak semua orang memiliki tingkat pemahaman dan penerimaan informasi yang sama.

"Pemahaman tentang Pancasila harus disesuaikan dengan kelas masyarakatnya. Mereka terbagi antar kelas, dengan akses pendidikan yang berbeda dengan akses pengetahuan yang berbeda cara mengolah informasi yang berbeda," kata Ferry.

"Ketika membicarakan Pancasiala dengan doktor, tentu itu nggak akan sama dengan kita membicarakan pancasila kepada msyarakat yang kurang beruntung yang mendapatkan akses yang kurang mendapat previllage. Ini yang sering kali salah atau keliru digunakan orang-orang untuk memberikan pemahaman apa itu Pancasila, itu yang saya rasakan sendiri," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(dek/dek)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads