Demokrat geger dengan kepindahan politisi seniornya Ilham Arief Sirajuddin (IAS) ke Partai Golkar karena persoalan musyawarah daerah (Musda) Sulawesi Selatan. Ternyata kisruh soal Musda di Demokrat ini bukan hanya terjadi di Sulsel saja, beberapa daerah lain juga pernah mengalami hal sama.
detikcom merangkum beberapa musda di Demokrat yang berujung kisruh bahkan ada yang sampai membakar atribut. Selama kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) setidaknya ada 4 musda di daerah yang kisruh. Simak selengkapnya.
Musda DPD Riau
Kader Partai Demokrat DPD Riau ribut-ribut dengan persoalan musda. Para pengurus lama DPD Riau ini kecewa dengan AHY yang melegalkan musda di tahun 2021, padahal pengurus lama disebut baru berakhir di tahun 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribut-ribut di Demokrat Riau ini sampai berujung pembakaran atribut. Aksi bakar atribut dilakukan Kamis (2/12/2021) sore, di halaman kantor DPD Demokrat Riau Jalan Arifin Achmad Pekanbaru. Kader kecewa karena AHY diduga merestui pelaksanaan Musda di Pekanbaru. Para kader awalnya mengutarakan rasa kecewa atas kepemimpinan AHY. Mereka menyebut suara Partai Demokrat di pusat kuat karena dukungan dari kader Demokrat Riau.
"Atribut semua saya bakar karena kecewa dengan demokrat di bawah kepemimpinan AHY. AHY memimpin partai ini beda jauh dengan cara SBY, SBY selalu mengajarkan kesantunan dan aturan, ini berbeda," tegas kader Demokrat Riau, Kamaruzman.
Klimaksnya, Ketua DPD Demokrat Riau Asri Auzar memutuskan keluar dari partai yang dikomandoi AHY itu. Jabatan Asri harusnya selesai Agustus 2022.
"Saya dulu dilantik Agustus 2017, berakhir 2022. Pada hari ini dilakukan Musda, ini Musda apa namanya? Saya juga tak tahu. Musdakah atau Musdalub," kata Asri di Kantor DPD Demokrat Riau, Selasa (30/11/2021).
Musda DPD Jawa Timur
Musda yang memilih Ketua DPD Jawa Timur juga memicu persoalan hingga keluarga Bayu Airlangga. Musda DPD Demokrat Jatim yang digelar 20 Januari 2022 itu memang berjalan cukup panas. Dua calon mengajukan diri, Emil Dardak dan Bayu Airlangga.
Emil merupakan Plt Ketua Demokrat Jatim sekaligus Wagub Jatim. Sedangkan Bayu Airlangga merupakan Plt Sekretaris DPD Demokrat Jatim, yang juga anggota DPRD Jatim.
Musda tersebut dibuka langsung Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Bayu mendapat dukungan 25 suara DPC, namun langkah politiknya itu dikunci oleh DPP.
DPP dalam hal ini justru memilih Emil Dardak untuk memimpin Demokrat Jatim. Bayu kecewa. Menantu Pakde Karwo itu merasa dizalimi dengan hasil Musda tersebut.
"Saya memutuskan mundur dari Partai Demokrat per hari Kamis, 21 April 2022. Ketika saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai," kata Bayu, Jumat (22/4/2022).
Sebelumnya, Saat itu, AHY berpesan, agar suasana Musda jangan sampai memecah belah.
Lihat juga video 'Teriakan Presiden untuk AHY Kala Berkunjung ke Jatim':
Simak Musda Demokrat lainnya yang berujung kisruh, selengkapnya di halaman berikut
Musda Sulsel
Persoalan seperti Bayu Airlangga juga dirasakan Ilham Arief Sirajuddin di Musda Sulawesi Selatan. IAS merasa janggal dengan pemilihan ketua DPD Sulsel, padahal dia memiliki suara 16 DPC saat Musda Sulsel.
Namun DPP memilih Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel padahal hanya mendapat dukungan 8 DPC. Musda Sulsel itu digelar Desember 2021 lalu.
Hal itu berujung IAS menyatakan diri keluar dari partai. IAS merasa DPP Demokrat tak menginginkannya lagi.
"Pertama, saya membutuhkan organisasi dimana saya dan cita-cita saya mengabdi di kancah lebih besar, bisa lebih dihargai," ujar IAS dalam keterangannya kepada detikSulsel, Jumat (27/5/2022).
"Sesungguhnya saya seperti pejuang, yang dipaksa menelan ludah sendiri. Ibarat bertarung membawa sekeranjang air," katanya.
Aco sapaan akrab IAS melanjutkan, alasan lainnya yang membuatnya hengkang dari Demokrat ialah, dia merasa keberadaannya di Partai Demokrat sudah tidak diinginkan lagi oleh elite DPP Demokrat.
"Saya tidak bisa membayangkan, jika harus tetap berada satu organisasi, di mana para petingginya di Pusat, saya pahami sudah tidak menginginkan saya. Apalagi setelah keputusan penunjukan (Ni'matullah), tidak ada upaya rekonsiliasi yang terlihat di segala tingkatan," beber IAS.
Musda DPD NTT
Meski tak berakhir pisah jalan, musda DPD Partai Demokrat NTT juga sempat ricuh hingga muncul aksi pembakaran atribut partai. Massa yang ricuh memprotes hasil Musda Demokrat NTT yang menetapkan Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT terpilih.
Leonardus Lelo saat dihubungi, Selasa (4/1/20221), mengatakan massa yang ricuh mengatasnamakan simpatisan Jefri Riwu Kore. Aksi bakar-bakar atribut ini berlangsung pada pukul 12.00 WIT.
"Yang bakar-bakar itu dia berkisar mungkin jam 11 atau setengah 12 gitu, jam 12-lah (waktu NTT)," kata Leonardus.
Leo mengatakan aksi bakar-bakar ini pecah usai dirinya mengumumkan terpilih sebagai Ketua DPD Demokrat NTT terpilih untuk 5 tahun ke depan. Leo menegaskan proses terpilihnya dirinya sebagai Ketua DPD Demokrat 2021-2026 sesuai aturan partai.
"Kita di AD/ART itu Musda sudah diselenggarakan tanggal 15 Oktober 2021 karena di PO, Peraturan Organisasi Nomor 2/2021 Tanggal 3 Mei 2021, di mana Musda itu hanya menetapkan calon yang memenuhi syarat minimal 20 persen dukungan dari DPC. Selanjutnya, ketika dia lolos menjadi calon di Musda Demokrat, maka yang bersangkutan itu mengikuti fit and proper test DPP melalui Tim 3, yaitu Ketum, Sekretaris Jenderal, dan BPOKK. Nanti diputuskan sepenuhnya oleh tim 3," kata Leo.
Leo menyebut, Tim 3 DPP diketuai Ketum Agus Harimurti Yuhdoyono atau AHY. Dia menyebut AHY sudah membuat keputusan yang sah dan sesuai aturan partai.