Pegadaian Syariah Dirampok, Uang dan Perhiasan Rp 2 M Raib
Senin, 05 Jun 2006 21:52 WIB
Sukoharjo - Delapan perampok bersenjata beraksi di Kantor Pegadaian Syariah Cabang Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Uang dan perhiasan yang berada di kantor tersebut berhasil dilarikan. Kerugian yang diderita korban ditaksir mencapai hampir Rp 2 miliar. Aksi kawanan perampok ini terjadi pada Senin, (5/6/2006) antara pukul 11.15 WIB hingga 11.30 WIB. Mereka datang menggunakan mobil Toyota jenis Avanza warna silver. Para saksi mengatakan, aksi dilakukan saat kantor yang berada di Jl Raya Grogol No 69 A, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, tersebut sedang sepi. Mobil tersebut memakai plat nomor merah, datang dari arah utara memasuki ke halaman pegadaian dan langsung diparkir menghadap jalan raya. Satu mobil lainnya yang juga sejenis namun berplat hitam, diparkir di pinggir jalan. Dari mobil yang diparkir di halaman, lima orang keluar dan langsung menuju dalam kantor pegadaian itu. Mereka menggunakan sapu tangan untuk menutupi wajah. Sedangkan ketiga orang lainnya tetap berada di kedua mobil. Sasaran pertama begitu memasuki ruangan adalah Bripka Joko Sutarto, anggota Polsek Grogol yang sedang tugas jaga di kantor itu. Sebelumnya, mereka juga menggelandang Supriyono, juru parkir pegadaian, dibawa masuk ruangan. Keduanya lalu dikumpulkan dan diikat serta mulut diplester. Selanjutnya kawanan perampok 'mengamankan' karyawan pegadaian, termasuk Kepala Pegadaian, Adi Aryantoko. Para karyawan ini dikumpulkan lalu disekap di ruangan kepala pegadaian. Demikian pula sejumlah nasabah yang sedang berada di kantor tersebut. Namun para nasabah disekap di ruangan lain. Selanjutnya uang tunai senilai Rp 26,9 juta dan perhiasan senilai Rp 1,9 miliar yang disimpan di brankas digasak kawanan tersebut. Tak lama setelah itu, kawanan meninggalkan lokasi dan memacu kedua mobilnya kembali ke arah utara. Petugas dari jajaran Polres Sukoharjo yang datang ke lokasi setelah menerima laporan, langsung melakukan pemeriksaan. Kasat Reskrim Polres Sukoharjo, AKP Murtiyanto, menduga kawanan perampok adalah pelaku profesional. Indikasinya, papar Murtiyanto, dengan cepat dan efisien melumpuhkan korban dan melarikan target. Pelaku juga menguasai medan dan situasi. "Dari kesaksian diketahui, pelaku menggunakan senjata api jenis FN namun belum dapat dipastikan keasliannya karena tidak digunakan," ujarnya. Sementara itu Bripka Joko Sutarto mengaku saat dibekap, pistol milikny diminta para pelaku lalu dibuang. "Kepala saya lalu juga beberapa kali dipukuli menggunakan gagang pistol. Setelah diikat dan mulut saya diplester, saya diinjak-injak oleh beberapa pelaku," papar Joko.
(asy/)