Pendukung UAS Ancam Usir Kedubes Singapura Dinilai Dapat Permalukan RI

Pendukung UAS Ancam Usir Kedubes Singapura Dinilai Dapat Permalukan RI

Dwi Andayani - detikNews
Sabtu, 21 Mei 2022 05:51 WIB
Ustaz Abdul Somad (Muhammad Ilman Nafian/detikcom)
Foto: Ustaz Abdul Somad (detikcom)
Jakarta -

Pendukung Ustaz Abdul Somad (UAS) dari Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) mengancam akan mengusir pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura bila tidak meminta maaf terkait penolakan UAS. Ancaman pengusiran itu dinilai dapat mempermalukan nama Indonesia.

"Kalau dalam jumlah massa yang besar itu, itu yang berlaku adalah jumlah psikologi massa. Nanti kalau ada satu atau dua orang yang merintah tidak jelas, misalnya maaf membakar, menyerang, melempar, itu dampaknya sudah sangat memalukan Indonesia," ujar pakar hubungan internasional dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, saat dihubungi, Jumat (20/5/2022).

Dia mengatakan Indonesia memiliki kewajiban menjaga seluruh fasilitas diplomatik asing yang berada di Indonesia sesuai Konvensi Wina. Menurutnya, pemerintah saat ini perlu bergerak mengantisipasi agar tidak terkesan mendiamkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah harus bertindak cepat mengambil alih, karena kalau pemerintahnya terlambat terkesan mendiamkan karena di sinilah perlunya pemerintah itu kemampuan untuk mengelola krisis, sehingga tidak terkesan diam ataupun mendiamkan," ucapnya.

UAS Diminta Ambil Peran Meredam Pendukung

Selain itu, menurutnya, pihak UAS juga harus ikut serta mencegah ancaman pengusiran Kedubes Singapura. Salah satu caranya, lanjutnya, yaitu memberi pencerahan kepada pendukung agar tak melakukan tindakan yang berpotensi mempermalukan UAS dan pemerintah Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Kondisi seperti begini itu, harus Ustaz Abdul Somat sendiri yang mengambil alih keadaan, beliau harus memerintahkan semua pendemo itu tidak usah membikin tuntutan yang memberatkan karena berpotensi memalukan pemerintah Indonesia," kata Rezasyah.

"UAS harus mendiamkan umatnya siapapun juga. Dari situ nanti keliatan umat yang betul-betul pro UAS dan mana yang mengail air keruh. Ini berbahaya sekali kalau ada yang mengail di air keruh, main lempar-lempar, main api, mengancam, ini yang kena UAS juga dan Indonesia juga. Jadi sambil pemerintah Indonesia mengupayakan penyelesaian, UAS juga harus ambil alih keadaan dan beliau juga tidak mau berkelanjutan dan memalukan semua," tuturnya.

Rezasyah juga mengingatkan sanksi yang dapat menjerat pihak yang bersikap menyerang maupun mengancam diplomat asing. Menurutnya sanksi ini tidak hanya dari pihak Indonesia, melainkan dapat diberikan pihak Singapura.

"Demo menyerang kedutaan, mengancam, itukan bisa kena hukum dalam negeri tapi juga sanksi internasional. Misal belum tentu mereka bisa datang ke Singapura, Inggris, Malaysia, Brunei. Ini jadi memalukan orang Indonesia sendiri," ujarnya.

Pendukung UAS ancam usir Kedubes Singapura, simak halaman selanjutnya

Lihat Video: Mobil Komando Rusak, Pendukung UAS Bubar dari Kedubes Singapura

[Gambas:Video 20detik]



Pendukung UAS Ancam Usir Kedubes Singapura

Diketahui sebelumnya, pendukung UAS dari Perisai meminta pihak Kedubes Singapura meminta maaf terkait penolakan UAS. Mereka mengancam akan mengusir Kedubes Singapura jika dalam 2x24 jam tidak meminta maaf.

"Untuk tuntunan yang hari ini kita sampaikan, kami meminta kepada pemerintah Singapura untuk segera meminta maaf secara terbuka. Dan bilamana dalam kurun waktu 2x24 jam pemerintah tidak juga meminta maaf, maka kami sendiri yang akan mengusir Kedubes Singapura dari tanah Indonesia," kata koordinator lapangan, Muhammad Senanatha, kepada wartawan, Jumat (30/5).

Menurutnya, penolakan Singapura sebagai bentuk diskriminasi terhadap UAS. Penolakan itu juga, lanjutnya, mencederai umat Islam di Indonesia.

"Kejadiannya itu hanya menimpa UAS. Artinya, ada status yang berbeda, ada perlakuan yang berbeda begitu. Perlakuan ini yang kami baca bahwa UAS radikal, dicap teroris. Di mana letak beliau menyatakan hal yang seperti itu? Artinya, ini sama dengan bentuk atau tindakan islamophobia itu sendiri," sambungnya.

Dia menambahkan, hingga kini pihaknya masih belum berkomunikasi, baik dengan UAS maupun Kedubes Singapura, terkait hal tersebut.

Dia mengatakan Perisai berencana akan kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan eskalasi massa yang lebih besar jika pemerintah Singapura melalui Kedubes tidak meminta maaf.

Halaman 2 dari 2
(dwia/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads