Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) menilai kunjungan kerja (kunker) yang dilakukan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI ke Turki pekan depan bukanlah hal yang mendesak. MAKI mengingatkan kunker yang dilakukan BURT DPR itu memakai uang rakyat.
Koordinator MAKI Boyamin Saiman menilai kunker yang akan membahas urusan rumah tangga parlemen di Turki bukanlah hal yang mendesak. Menurutnya, setiap negara mempunyai kewenangan masing-masing.
"Yang harus dicatat adalah urgensinya, kepentingannya karena ini alasan mereka kan kunjungan kerja ke Turki itu kan berkaitan dengan urusan rumah tangga parlemen Turki diurus, sehingga mereka bisa melakukan komparasi atau studi banding," kata Boyamin kepada wartawan, Kamis (19/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alasan ini bisa aja sebenarnya tidak terlalu urgen karena bisa pakai kalau cuma urusan itu kan masing-masing negara kan tetap punya kewenangan, masing-masing bagaimana cara ngurus, cara mengelola, manajemen parlemen itu seperti apa kan masing-masing terserah aja dan itu sebenarnya tak perlu studi banding juga," tambahnya.
Boyamin mengingatkan anggota DPR harus membawa hasil untuk masyarakat dari kegiatan kunker yang dilakukan. Dia menyebutkan kegiatan kunker yang dilakukan anggota DPR itu memakai uang rakyat.
"Yang penting DPR kalau memang tetap kunjungan kerja ya harus membawa hasil masing-masing anggota itu betul-betul melakukan kunker," jelas Boyamin.
"Mereka ini ke Turki dibiayai duit rakyat. Itu duit pajak rakyat. Jadi jangan sampai mereka tidur nyenyak di hotel, merasa ini jalan-jalan," tambahnya.
Boyamin juga berharap kegiatan kunker yang dilakukan anggota DPR benar-benar ditindaklanjuti. Karena itu, jangan sampai kegiatan tersebut menjadi melenceng
"DPR kalau melakukan kunjungan kerja dan ke sana itu adalah melakukan pekerjaan, membuat laporan lengkap nanti sepulang ke Indonesia, dan betul-betul ditindaklanjuti hasil kunker itu," imbuh Boyamin.
"Jadi harus sadar bahwa itu duitnya rakyat yang dipakai kunker. Jangan sampai melenceng," sambungnya.
Simak Video: Imbas Gorden Rp 43,5 M, Sekjen DPR Dipanggil Ketua BURT
BURT Kunker ke Turki Pekan Depan
BURT DPR RI melakukan kunker ke luar negeri selama sepekan. Kegiatan kunker itu dilakukan ke Turki sejak Rabu (18/5) hingga Selasa (24/5) pekan depan.
Ketua BURT DPR RI Agung Budi Santoso menjelaskan sejumlah agenda digelar dalam kegiatan kunker tersebut. Dia menyebut akan melakukan pertemuan dengan parlemen dan pemerintah Turki serta KBRI Turki.
"Agendanya bertemu dengan parlemen dan bagian pemerintah Turki serta dengan KBRI di Turki," kata Agung kepada wartawan, Kamis (19/5).
Anggota Komisi III DPR itu menuturkan pihaknya hendak mendengar dan mempelajari secara langsung dari parlemen Turki terkait fasilitas, protokoler, dan anggaran.
"BURT ingin mendengar secara langsung dari parlemen Turki bagaimana posisi anggota parlemen di Turki dalam kaitan dengan protokoler anggota parlemen, fasilitas apa yang diterima oleh anggota parlemen Turki, dan berapa anggaran yang digunakan oleh parlemen Turki," jelas Agung.
Menurutnya, kegiatan kunker BURT ke Turki sudah diajukan sejak awal pandemi. Namun, sebutnya, kunker itu baru disetujui pada 2021 dan direalisasikan tahun ini.
"Kunjungan kunker ke Turki ini sudah pernah diajukan sejak 2 tahun yang lalu. Tapi, karena ada pandemi, baru bisa disetujui tahun 2022, yang dibahas pada 2021," sambungnya.
Sekadar diketahui, belakangan BURT DPR menjadi perbincangan lantaran terlibat dalam sejumlah anggaran proyek yang bernilai fantastis.
Proyek itu mulai pengadaan gorden rumah dinas (rumdin) anggota DPR, pengecatan dome gedung Nusantara I, dan lift. Baru-baru ini, proyek gorden sudah dibatalkan oleh BURT dan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR.