Ustaz Abdul Somad (UAS) ditolak masuk ke Singapura atau mendapatkan kategori not to land (NTL). Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto mengatakan bahwa ditolak atau diterimanya WNA adalah kedaulatan suatu negara.
"Pertama, kita harus pahami, diterima atau tidaknya WNA ke suatu negara adalah kedaulatan dari negara tersebut," kata Hikmahanto saat dihubungi, Selasa (17/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hikmahanto menjelaskan bahwa WNI tidak perlu mengajukan visa ke Singapura. Namun, penolakan Singapura terhadap WNI merupakan subjektivitas petugas imigrasi.
"Kalau negara yang menerapkan boleh masuk menggunakan visa, maka visa bisa ditolak atau diberikan. Nah untuk Singapura kita tahu kalau WNI tidak perlu apply visa, namun bisa saja otoritas Singapura menolak WNI masuk. Dasar penolakan tentu berdasarkan aturan di Singapura dan subjektivitas dari petugas imigrasi yang berhadapan dengan UAS," ungkapnya.
Dia mencontohkannya dengan aturan yang ada di Indonesia. Pejabat Imigrasi Indonesia juga bisa menolak WNA secara subjektif.
"Semisal di Indonesia menurut pasal 13 UU Keimigrasian Pejabat Imigrasi bisa menolak WNA yang masuk ke Indonesia. Nah berdasarkan pasal ini, pejabat imigrasi kita secara subjektif bisa saja menolak WNA yang akan masuk," ujarnya.
Selain itu, penolakan terhadap WNI pernah terjadi terhadap Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Gatot saat itu ditolak masuk AS padahal ia diundang oleh pihak AS.
"Beberapa tahun lalu Panglima TNI Gatot Nurmantyo kan mengalami hal yang sama ketika beliau mau berkunjung ke AS. Padahal kunjungan atas dasar undangan dari pihak AS. Tapi petugas imigrasi atas dasar subjektivitas pemahaman terhadap pasal bisa menolak Pak GN," ujarnya.
Dia mengingatkan kembali bahwa penolakan terhadap WNA merupakan kedaulatan negara. Negara lain tidak bisa mempertanyakan alasannya.
"Perlu dipahami kita juga tidak bisa mempertanyakan alasan petugas imigrasi menolak UAS karena ini, masalah pertama yang saya sampaikan, kedaulatan negara lain," jelasnya.
Bagaimana penjelasan dubes RI soal ini? Silakan baca di halaman selanjutnya.
Penjelasan Dubes RI Untuk Singapura
Sebelumnya, Dubes Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo mengatakan UAS tidak pernah memberi tahu KBRI tentang rencana kedatangannya.
"Yang pertama, ketika UAS mau ke Singapura tidak pernah memberitahukan kepada KBRI juga, jadi kita tidak tahu ada rencana dari ustaz mau ke Singapura," ujar Suryo ketika ditemui di Singapura, Selasa (17/5/2022).
Kemudian, UAS juga tidak melapor ke KBRI ketika ada permasalahan keimigrasian. Suryo mengatakan pihaknya baru mengetahui UAS tak bisa masuk Singapura saat telah kembali ke Indonesia.
"Ketika ada persoalan di keimigrasian juga tidak melaporkan, kami baru tahu ketika beliau kembali ke Indonesia. Tadi pagi kami sudah berkoordinasi dengan Immigration & Checkpoints Authority (ICA) Singapura untuk menanyakan mengenai kasusnya Pak Abdul Somad ini katanya dideportasi," lanjutnya.
Namun, ICA Singapura enggan menjelaskan alasan UAS tidak memenuhi kriteria untuk masuk Singapura. Suryo mengatakan penjelasan ditolaknya UAS merupakan kewenangan pihak Singapura.
"Ya (UAS ditolak karena) tidak memenuhi kriteria. Apa yang tidak memenuhi kriteria? Nah itu kan urusan keimigrasian, mereka tidak pernah mau buka. Jadi itu adalah kewenangan dari pemerintah Singapura," imbuh Suryo.
UAS Ngaku Dideportasi
UAS mengunggah foto di akun Instagram resminya, @ustadzabdulsomad_official. UAS tampak menggunakan masker dan topi dalam ruangan itu.
Ada juga sebuah video yang diunggah UAS di dalam ruangan itu. Ruangan tersebut tampak berwarna putih dan terdapat besi di atasnya.
"UAS di ruang 1x2 meter seperti penjara di imigrasi, sebelum dideportasi dari Singapore," tulis UAS.
UAS pun mengungkap kronologinya. UAS mengaku dirinya tak tahu alasan dideportasi Singapura.
"Info bahwa saya dideportasi dari imigrasi Singapura itu sahih, betul, bukan hoax," kata UAS di kanal YouTube Hai Guys Official seperti dilihat detikcom, Selasa (17/5/2022).
UAS mengatakan dia berangkat ke Singapura bersama istri, anak, dan sahabatnya pada Senin (16/5). Mereka, menurut UAS, tiba di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura, sekitar pukul 13.30.
Dia mengatakan sahabat dan keluarga sahabatnya serta istri dan anaknya diizinkan masuk ke Singapura. UAS mengklaim semua berkas yang dibutuhkan untuk masuk ke Singapura sudah dibawa.