Dijepret Kamera, Pengendara Sumbang Gempa Yogya Noban
Jumat, 02 Jun 2006 16:53 WIB
Pekanbaru - Ada-ada saja cara mahasiswa mencari sumbangan untuk korban gempa Yogyakarta dan Jateng. Mereka pakai jurus jitu dengan membawa kamera. Jepret!!! Rp 20 ribu alias noban pun masuk bakul.Biasanya mahasiswa orasi di pinggir jalan atau menabuh musik. Tapi kali ini, sekelompok mahasiswa di Pekanbaru punya akal jurus baru mencari perhatian.Jurusnya ini memang unik dan nyentrik. Mahasiswa menenteng kamera di perempatan Jl Soekarno-Hatta dan Tuangku Tambusai di Pekanbaru. Berbekal kamera poket, mahasiswa berlagak bak wartawan kawakan yang tengah meliput kegiatan mereka sendiri.Mahasiswa ini berdiri di bawah lampu merah dengan menenteng kamera. Rekan mereka yang mengenakan jas almamater mengarahkan bakul sumbangan ke mobil yang tengah berhenti di lampu merah itu.Nah, lantas mahasiswa yang tidak mengenakan jas almamater berlagak seperti wartawan mengarahkan kameranya ke arah rekannya yang tengah meminta sumbangan.Rupanya jurus ini manjur. Setiap pengendara mobil yang diminta sumbangan dengan jepretan kamera, tak sungkan-sungkan mencemplungkan selembar Rp 20 ribu ke bakul mahasiswa.Pengakuan mahasiswa, sebelum mereka menenteng kamera itu, biasanya para pengendara mobil rata-rata memberi sumbangan Rp 1.000. Uji coba jurus baru ini baru berjalan dua hari belakangan ini. Tapi hasilnya cukup memuaskan."Pokoknya bang, kalau kami arahkan kamera ke mobil yang mau nyumbang, mereka sungkan memberi uang seribu. Rata-rata mereka nyumbang Rp 20 ribu. Mungkin kami yang bawa kamera ini diangap wartawan yang tengah meliput," kata Banda Haruddin Tanjung, mahasiswa STIE Purna Graha Pekanbaru, kepada detikcom, Jumat (2/6/2006).Walau berbekal kamera, tidak semua mobil dijepret pakai kamera. Mahasiswa ini juga memilih-milih sasaran pengendaranya. Sasaran utama mereka, tentulah mobil-mobil yang berkelas, sepeti mobil Toyota Kijang Innova, Nissan Terrano, dan Toyota Land Cruiser."Kalau mobil mewah pasti milik orang kaya. Kalau kita arahkan kamera lantas menyumbang seribu rupiah, pastilah mereka gengsi. Jadi tidak semua jenis mobil kami jepret pakai kamera," tutur Banda sembari tersenyum.Selain jenis mobil mewah, sasara lainnya adalah sopir truk dan bus. Tiap kali jenis kendaraan besar ini berhenti dan diminta sumbangan sembari dijepret kamera, para sopir tak segan-segan melemparkan uang pecahan Rp 20 ribu. Malah para sopir sambil berpose tersenyum dan melambaikan tangan ke kamera yang dipegang mahasiswa."Lumayan juga Bang, sejak kami bawa kamera, banyak pengendara yang nyumbang. Mungkin mereka berpikir kami ini wartawan. Padahal hasil jepretan itu akan kami cetak untuk kepentingan majalah dinding di kampus kami sendiri," kata Banda.
(sss/)