Dedi Mulyadi Temui Crazy Rich Grobogan, Bahas Keluarga hingga Politik

Dedi Mulyadi Temui Crazy Rich Grobogan, Bahas Keluarga hingga Politik

Jihaan Khoirunnissa - detikNews
Senin, 16 Mei 2022 22:30 WIB
Dedi Mulyadi
Foto: Dedi Mulyadi
Jakarta -

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengunjungi Joko Suranto atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan Crazy Rich Grobogan di kediaman Joko di daerah Solo. Pertemuan keduanya dipenuhi dengan obrolan 'daging', mulai dari keluarga, pekerjaan, hingga sejumlah filosofi kehidupan yang penuh nilai kebaikan.

Diketahui, ternyata Dedi Mulyadi dan Joko adalah teman lama. Joko lahir dan besar di Kabupaten Grobogan. Ia kemudian melanjutkan pendidikan SMP hingga kuliah di Solo. Kini ia pun terkenal sukses sebagai pengusaha properti dan memiliki kantor pusat di Kota Bandung.

Nama Joko Suranto pun mendadak viral setelah ia membangun jalan senilai miliaran rupiah di kampung halamannya Kabupaten Grobogan. Hal itu pula yang membuatnya kini dikenal sebagai Crazy Rich Grobogan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang jalan itu dilewati oleh anak-anak, dewasa, kakek-nenek, orang hamil, siapa pun bisa lewat jalan itu. Boleh dong kalau kita sebut bikin jalan itu ibadah," ucap Dedi dalam keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).

Dedi pun memuji tindakan yang dilakukan Joko. Menurutnya, tak semua pengembang memiliki kepedulian untuk memperbaiki jalanan di sekitar tempat tinggal.

ADVERTISEMENT

"Jarang pengembang kaya gini. Banyak pengembang perumahan yang jangankan jalan menuju perumahannya, jalan di perumahannya saja kadang jarang diperbaiki. Paling aspal sedikit terus kantornya (pengembang) hilang," katanya.

Di samping itu, Dedi juga menyinggung soal respons Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang ikut menanggapi aksi Joko memperbaiki jalan hingga merogoh kocek Rp 2,8 miliar.

"Tapi Mas (Joko) nggak nyalon Gubernur Jateng kan?," tanya Dedi.

Dedi pun bertanya apakah Joko tidak takut rugi karena terus berbagi. Menurutnya, apa yang dilakukan Joko selama ini sejalan dengan prinsip yang diyakininya bahwa dengan berbagi tidak akan mengurangi.

"Jadi bagi mereka yang sering berbagi jangan takut kehilangan rezeki karena berbagi tak akan mengurangi," tutur.

"Tiga yang menentukan keberhasilan pertama profesionalisme, keikhlasan, ketiga tidak pernah merasa rugi kalau berbagi kebaikan. Setiap orang yang meninggal putus amalnya, kecuali tiga, ilmu yang bermanfaat, harta yang diamalkan dan doa anak soleh. Dari solo kita belajar kebajikan, kita belajar dari orang yang mengabdi pada orang tua dan mencintai orang tuanya, dan selalu berbagi karena itu tidak akan membuat miskin," imbuh Dedi.

Sementara itu, Joko mengatakan dirinya tidak hanya membuat jalan di kampung halaman saja, melainkan juga di sejumlah tempat yang terdapat proyek perumahan miliknya.

"Setiap kita membuat perumahan kita harus membawa manfaat bagi warga sekitar salah satunya membangun jalan," katanya.

Saat ditanya soal respons Bupati Grobogan, Joko mengaku telah datang langsung ke kantornya pada Lebaran kemarin. Pada pertemuan tersebut ia tidak banyak membahas soal jalan, namun lebih kepada mengajak pada kebaikan.

"Pada prinsipnya soal pembangunan itu saya minta maaf kalau ada kekurangan, tapi pada intinya insyaallah jadi kebaikan bersama," tutur Joko.

"Saya bukan orang politik, politik bukan dunia saya. Itu mungkin dunia Kang Dedi dan Mas Ganjar. Dunia saya itu dunia kebaikan," imbuhnya.

Selain membicarakan soal jalan yang viral, Joko juga menceritakan soal kehidupan keluarganya. Dikatakannya dia menikah dengan Taufiana Hidayati dan kini dikarunia tiga orang anak yang terdiri dari dua laki-laki dan seorang perempuan.

Joko menyebut pertemuannya dengan sang istri pun cukup unik. Awalnya ia dikenalkan oleh koleganya yang saat itu pernah membantu dalam pengurusan pembelian rumah lelang. Ia pun dikenalkan dengan Taufiana pada 25 Juli dan menikah pada 12 September atau sekitar 1 bulan 17 hari dari hari pertama bertemu.

Namun, kata Joko, saat itu ada tiga hal yang disampaikan pada sang istri sebelum menikah. Pertama Joko adalah orang yang akan membawa dan mengurus orang tuanya. Kedua ia adalah sosok yang memiliki sikap berkaitan dengan risiko ekonomi. Terakhir ia berkomitmen akan banyak membantu orang.

"Jadi dari awal sudah clear tidak ada masalah. Alhamdulillah kita dengan keikhlasan, keterbukaan, dibangun kebersamaan jadi semua tidak pernah berhitung. Kebaikan itu jalankan saja menjadi nilai bersama sehingga menjalaninya tanpa paksaan," tandasnya.

(ega/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads