Pakar Kebijakan Publik: Kebijakan Pemerintah soal Mudik Bagus, Infrastruktur Siap

Pakar Kebijakan Publik: Kebijakan Pemerintah soal Mudik Bagus, Infrastruktur Siap

Audrey Santoso - detikNews
Kamis, 12 Mei 2022 13:03 WIB
Presiden Jokowi (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai pemerintah telah mengambil langkah-langkah yang baik dalam rangka menyukseskan kegiatan mudik dan arus balik 2022. Tak hanya kebijakan, Agus menilai infrastruktur yang ada saat ini boleh dikatakan juga siap menghadapi lonjakan jumlah pemudik kemarin.

"Kebijakannya sudah bagus, bahwa untuk darat ini menggunakan contraflow, one way, sama ganjil-genap. Karena kalau VP ratio-nya itu tidak di bawah 1, itu artinya parkir. Nah untuk itu dilakukan tiga kebijakan itu sehingga mobil bisa berjalan dengan kecepatan sekitar 50 km per jam," kata Agus kepada wartawan, Kamis (12/5/2022).

Soal kemacetan, Agus menganggap hal tersebut sebagai kondisi kewajaran di masa mudik dan arus balik. Agus menuturkan infrastruktur yang dibangun pemerintah siap, tapi pertumbuhan jumlah penduduk tak bisa dihindarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah soal macet jadinya nggak masalah, namanya juga Lebaran, harus siap macet, tapi tidak berkepanjangan. Nah tapi ada efeknya, karena jalan sudah padat sehingga kayak balon dipencet, jadi ada yang dikorbankan. Yang dikorbankan itu yang di jalan arteri. Karena mau tidak mau, kalau tidak tolnya macet total parkir," ujar Agus.

Agus menuturkan mustahil mudik bebas macet meski kondisi infrastruktur yang dibangun pemerintah saat ini dalam kondisi yang siap lantaran adanya peningkatan signifikan volume kendaraan.

ADVERTISEMENT

"Untuk infrastrukturnya siap, cuma tidak cukup (menampung ledakan pemudik). Jadi kalau (masyarakat) minta Lebaran itu tidak macet, itu tidak bisa, sampai kapan pun tidak bisa. Pasti macet, namun tidak berkepanjangan," tutur dia.

Agus kemudian berpendapat kebijakan-kebijakan lanjutan yang dibuat pemerintah, seperti memundurkan waktu masuk sekolah serta langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta WFH sepekan usai cuti Lebaran, sebagai hal yang tepat untuk mengurai kepadatan saat arus balik.

"Justru kalau cuti lebaran lama, itu dipecah kan pulangnya. Coba cuma tiga hari, kayak apa itu, berhenti. Kan semua sudah disimulasi," ujar Agus.

Agus Pambagio, kolumnis detikcom dan pengamat kebijakan publikAgus Pambagio, kolumnis detikcom dan pengamat kebijakan publik. (Ari Saputra/detikcom)

Dia mengatakan, selama masa mudik kemarin, Polri dan jajarannya serta Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terlihat fokus mengupayakan arus mudik dan balik lancar.

"Selama Lebaran di jalan raya itu Kakorlantas, perhubungan itu hanya mengurusi angkutan umum dan keselamatan transportasi. PUPR itu menyiapkan tol dan jalan arteri," tutur Agus.

Selain itu, Agus mengomentari transportasi kereta api, pesawat, serta laut. Dia menyebut pemerintah sangat baik mengelola transportasi kereta api.

"Kalau yang kereta api sudah paling bagus, tidak ada masalah, on time, tidak tersiksa. Kalau pesawat karena pesawatnya kurang, tentunya akan ngantri tetapi jalan," ucap Agus.

"Yang agak ngawur itu penyeberangan, karena penyeberangan itu masih eksklusif ASDP. Kapalnya ada 70-an tetapi yang berlayar hanya sekitar 40-an. Kenapa sebagian belum dapat? Nah harusnya yang memberikan SIB itu harus jelas. Ini dari Dirjen darat atau Dirjen laut? Jadi membingungkan," lanjut Agus.

Soal penyeberangan laut, menurut Agus, harus ada kebijakan yang dibenahi. Meski demikian, dia menilai baik kebijakan pemerintah yang menambah jumlah pelabuhan-pelabuhan untuk melayani pemudik saat arus balik dari Sumatera ke Jawa.

"Nah untuk arus balik sudah baik, karena yang semula di satu pelabuhan yang waktu mudik, kemudian dibuat menjadi tiga, jadi lancar. Jadi kalau Lebaran kemarin saya bilang sih oke, macet sih macet, pasti," kata Agus.

Saran soal Rest Area

Agus lalu menyoroti perihal rest area di jalan tol yang menjadi salah satu penyebab kemacetan. Dia menyebut rest area yang ada tak mengikuti perkembangan zaman.

"Nah kebijakan yang belum juga diperbaiki yaitu kebijakan rest area. Rest area itu desainnya sudah flint stone, zaman batu, pasti macet kalau ramai. Saya sudah berkali-kali bilang rest area yang baik itu parkirnya ada di depan," sebut Agus.

"Orang mau kencing, jangan parkir ke depan toilet, di depan musala karena itu bikin macet parkirnya. Nah juga jarak dari jalan tolnya harus ada jarak untuk dikosongkan, jalan lewat. Nah semua itu tidak memenuhi persyaratan rest area kita. Yang memenuhi syarat itu baru rest area di 456 A dan B di Semarang Solo," imbuh Agus.

Rest Area KM 62 B Tol Jakarta Cikampek, Karawang, Jawa Barat, menjadi pilihan pemudik arus balik. Suasana di kawasan tersebut kini ramai.Rest Area Km 62 B Tol Jakarta Cikampek, Karawang, Jawa Barat, menjadi pilihan pemudik arus balik. (Agung Pambudhy/detikcom)

Sebelum mudik 2022 terlaksana, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mewanti-wanti jajarannya. Jokowi meminta mudik Lebaran 2022 dipersiapkan secara matang.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna sebagaimana tayangan videonya diunggah di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/4). Jokowi meminta kemacetan saat mudik diantisipasi.

"Hati-hati arus mudik ini bisa di luar perkiraan kita. Oleh sebab itu semua, Kapolri dibantu TNI, Menteri Perhubungan yang dikoordinasi Pak Menko, betul-betul menyiapkan ini jangan sampai keliru mempersiapkan jalur mudik yang baik dan bisa meminimalisir kemacetan dan penumpukan arus mudik dan arus balik nantinya. Harus mulai dihitung betul," kata Jokowi.

Jokowi menangkap sinyal bahwa banyak masyarakat yang ingin mudik pada tahun ini. Karena itu, kata Jokowi, persiapan harus benar-benar dilakukan secara ekstra.

"Ini bisa, kalau yang saya tangkap di bawah, ini semuanya mau mudik semua. Jadi persiapannya juga harus ekstra," ujar Jokowi.

(aud/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads