Razman Nasution Bantah Tuduhan Rampas Peluru Polisi: Itu Jatuh

Razman Nasution Bantah Tuduhan Rampas Peluru Polisi: Itu Jatuh

Wildan Noviansah - detikNews
Rabu, 11 Mei 2022 15:27 WIB
Ketua BPPH Pemuda Pancasila Razman Arif Nasution
Razman Arif Nasution (Yogi Ernes/detikcom)
Jakarta -

Razman Arif Nasution membantah tuduhan perampasan peluru polisi yang dilaporkan oleh Arnol Sinaga ke Polda Metro. Razman Nasution mengatakan peluru polisi itu jatuh dan ditemukan di wilayah Apartemen Mediterania, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Razman menjelaskan, awalnya pada Rabu (13/4/2022) malam lalu, warga penghuni apartemen 'mengamankan' dua pria karena mencurigakan. Belakangan diketahui bahwa dua pria bernama Gomgom dan Dendy itu, menurut Razman, adalah anggota Polres Kepulauan Seribu.

Keduanya kemudian ditanya-tanya oleh Razman dan penghuni terkait maksud kedatangannya. Saat itu tengah berlangsung pertemuan antara pihak Razman Nasution dan Peterus selaku panitia musyawarah (panmus) pencalonan ketua dan sekretaris P3SRS Apartemen Mediterania, di mana istri Razman, Ade Suryani, mencalonkan sebagai sekretaris dengan pasangannya, Indramaha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah itu (dua polisi) dibawa ke dalam, ditanya 'Kau siapa, dari polres mana?'. Pertama di luar itu dia ngaku dari Polres Jakpus 'saya tahu kapolresnya' saya telepon sekarang', 'nggak, Pak, saya dari Polda', Polda mana? setelah dibuka masker saya (polisi itu bilang) 'saya kenal Pak Razman'. Saya tanya kau dari mana, dalam rangka apa kau datang kemari? Ini fakta, ada semua rekamannya. Dia jawab 'saya dari Polres Kepulauan Seribu', loh dalam rangka apa kau ke sini mengawal warga, mana surat tugas kau, kan begitu?," jelas Razman saat dihubungi wartawan, Rabu (11/5).

Saat itu warga hendak membawa kedua anggota polisi ini ke Propam. Namun, kata Razman, kedua anggota polisi ini memohon agar tidak melaporkannya ke Propam.

ADVERTISEMENT

"Ini bawa senjata ini. Karena senjata ini sudah mengarah ke perut saya, nah saya kan berhadapan dengan dia, jatuhlah pelurunya ke bawah. Nah akhirnya ini diambil, kalau meledak matilah saya. Setelah itu Dendy ini dan Gomgom ini minta tolong 'tolong Bang, tolong Bang, tenang Bang kami ini polisi, pikirkan anak saya, keluarga saya. Nggak perlu ini dibawa ke Propam'," tutur Razman.

"Akhirnya kami bilang, saya tenangin warga, saya bawa Propam. Di jalan, minta tolong Dendy sama Gomgom nih sama saya, ada saksi. 'Tolonglah Bang, kami tahu Abang bantu Polri, kami tahu Abang pendukung Polri, bantulah Bang, kami punya anak-istri'," Razman menirukan ucapan polisi tersebut.

Razman kemudian membawa Peterus dan dua polisi ini ke restoran cepat saji di Sunter, Jakut. Di sana akhirnya Peterus membuat surat pernyataan.

"Saya bawa mobil saya, semua diamankan. Saya secara nurani berpikir ini nggak pantas, kalau saya bawa ke Propam, yang diributin ini urusan Khairil Poloan, kenapa ini orang jadi korban? Polisi ini, kasihan juga, padahal semuanya udah ngotot nih. Dia minta tolong didamaikan diselesaikan baik-baik. Akhirnya saya bawa dia ke Sunter ke McD," jelasnya.

"Sampai disana, ada saya, ada Mbak Ida, ada polisi yang dua itu, ada si Peterus. Saya tanya, ini mau bagaimana. Udahlah Bang, kami damai, kami minta maaf, saya siap buat surat pernyataan. Ya udah buat pernyataan karena ini sudah ribut gara-gara kau. Dibuat lah mereka surat pernyataan. Dibuatlah surat pernyataan sama si Peterus, mengundurkan diri dari Panmus, kemudian mengembalikan mandat kepada yang pertama ngebentuk dia, dan memberitahu kepada P3RS," paparnya.

Razman mengatakan saat itu tidak ada masalah. Razman kemudian kembali ke apartemen dan membacakan surat pengunduran diri Peterus sebagai Panmus.

"Adalah warga di lobi apartemen, nunggu semua. Saya bacakanlah surat di situ surat pengunduran diri, kemudian dia tidak akan melaporkan keributan, dan dia mengaku dia mengundang kawannya polisi untuk pengawalan dan macam-macam, itu pakai meterai semua. Ada CCTV, nggak ada yang mengancam. Kalau mengancam kan diteror, diancam, disekap, ini semua nggak ada," katanya.

Baca di halaman selanjutnya: Razman ungkap konflik kepengurusan P3SRS.


Dipicu Konflik Kepengurusan P3SRS

Kasus ini berawal dari sengketa kepengurusan Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) Apartemen Mediterania, Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat peristiwa terjadi pada 13 April 2022, kala itu Razman bersama istrinya, Ade Suryani, bertemu dengan Peterus di ruang rapat P3SRS Apartemen Mediterania.

Razman datang ke lokasi untuk menanyakan perihal pencalonan ketua dan sekretaris P3SRS, di mana Ade Suryani maju sebagai sekretaris mendampingi pasangannya Indramaha. Razman mempertanyakan alasan panitia musyawarah (Panmus), Peterus, tidak meloloskan verifikasi Indramaha-Ade Suryani.

Selain Indramaha-Ade Suryani, dua pasangan calon lainnya adalah Khairil Poloan-Yeni Rosa dan David Chai serta pasangannya. Menurut Razman, dari ketiga pasangan calon ini, hanya Khairil Poloan-Yeni Rosa yang diloloskan oleh Panmus berdasarkan verifikasi dan konsultasi Disperum DKI Jakarta.

"Dipertanyakanlah sama Indramaha ini 'Apa dasar Saudara (Peterus) tidak meloloskan saya?' (dijawab Peterus) 'Oh ini sudah kami konsultasikan dengan Disperum', (lalu ditanya lagi) 'Dasarnya apa?', (dan dijawab 'Karena Saudara membayar kepada pengelola'," kata Razman saat dihubungi wartawan, Rabu (11/5/2022).

"Saya bilang 'Heh, kau (Peterus) dengar saya, kau jangan melanggar hukum, kau jelas tahu Khairil Poloan ada pelanggaran Rp 12 M, kok kau paksakan maju?'. Bertengkarlah di sana, saya marah di situ, ya usaha saya toh apartemen-apartemen saya," kata Razman sembari mengatakan dia memiliki 4 unit di Apartemen Mediterania.

Razman Pertanyakan Keberadaan Polisi

Menurut Razman, penjelasan Peterus saat itu tidak masuk akal. Razman lalu mempertanyakan keberadaan oknum polisi di ruang rapat tersebut, sehingga kemudian terjadi percekcokan.

"Karena penjelasannya tidak masuk akal, tidak logis, saya bilang 'Kau katanya ada pengawal-pengawal ya? Apa maksud kau ada pengawalan di sini?', ributlah di situ. Saya kan di dalam, ruangan dikunci tapi di luar sudah ramai," tuturnya.

Saat sedang beradu mulut, terjadi keributan di luar. Beberapa warga penghuni apartemen menemukan 4 orang 'luar' yang dicurigai di luar ruang rapat. Komandan regu sekuriti apartemen dan beberapa orang dari pihak Razman kemudian mengejar 4 orang tersebut.

"Rupanya sudah terjadi interview oleh warga kepada 4 orang yang dicurigai datang ke situ. Dicurigai oleh Danru kami dan Pak Habib warga situ penghuni dan Yogi pengacara yang tinggal di situ, di-interview di situ karena dicurigai, apalagi ada yang lihat dia sore itu sebelum kami rapat dia masuk ke ruang rapat P3SRS itu. Lagi debat gitu 'Kau siapa, Kau siapa?' Dua orang loncat dari pagar, mereka curiga, dia kan pakai baju kaus kelihatan bawa beceng, 'bawa senpinya kemari', dipegang tangannya, dibawa mereka ke dalam, akhirnya di dalamlah kami debat. Ini faktanya," papar Razman.

Razman kemudian menanyakan dua orang yang membawa pistol yang mengaku bernama Gomgom dan Dendi itu. Semula, keduanya mengaku dari Polres Jakarta Pusat, namun belakangan diketahui kedua orang ini anggota Polres Kepulauan Seribu.

"Setelah dicek, 'Nama saya Gomgom, Pak, dari Polres Kepulauan Seribu', 'Kok bohong kau tadi?' Udah marah semua ini, bawa ke Propam. Satu lagi Dendi, Polres Kepulauan Seribu. 'Mana surat tugas?', (dijawab) 'Nggak ada, Pak', wah pelanggaran ini. Ini bawa senjata ini, karena senjata ini sudah mengarah ke perut saya, nah saya kan berhadapan dengan dia. Jatuhlah pelurunya ke bawah. Akhirnya ini diambil, kalau meledak matilah saya," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(mei/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads