Setelah Idul Fitri, harga komoditas di pasar belum mengalami perubahan signifikan. Bahkan harga daging sapi di Pasar Kelapa Gading menyentuh harga Rp 180 ribu per kilogram.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mengatakan akan memanggil pihak Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI Jakarta untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
"Makannya waktu kemarin itu kan dalam pembahasan persiapan Ramadan dan H+7 dari hari raya. Nah, ini berarti kalau memang ada lonjakan yang signifikan, kita akan melakukan pemanggilan untuk mengkonfirmasi ini masalahnya seperti apa," ujar Ismail di Kantor DPRD DKI Jakarta, Selasa (10/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ismail menyebut akan memanggil pihak DKPKP dalam waktu dekat. Sebab, seharusnya harga pangan sudah stabil setelah Lebaran.
"Biasanya itu satu paket DKPKP sebagai leading sektornya dengan Darmajaya, plus kita biasanya sekalian dengan food station untuk sembako, beras, dan sebagainya, dan apalagi satu lagi, pasar jaya, jadi empat itu biasanya (yang dipanggil)," jelasnya.
Dia mengatakan sebelumnya sudah melakukan koordinasi dengan Pemprov DKI, baik SKPD maupun BUMD untuk memastikan stabilitas harga pasca-Idul Fitri dan ketersediaan stok pangan.
"Jadi Komisi B sebenarnya sudah melakukan kordinasi, dengan Pemprov DKI, baik SKPD maupun BUMD, yang tupoksinya adalah penanganan pangan, itu dilakukan sejak menjelang Ramadan kemarin, targetnya adalah untuk memastikan stabilitas harga untuk Ramadan dan pasca-Idul Fitri dan ketersediaan stoknya," jelasnya.
Setelah Idul Fitri, harga komoditas di pasar belum mengalami perubahan signifikan. Bahan pangan seperti telur, daging ayam, daging sapi, gula pasir dan minyak goreng curah masih masih terpantau tinggi.
Di Pasar Tebet Barat, telur ayam dijual seharga Rp 28.000-30.000 per kilogram. Kepada detikcom, Senin (9/5), Mastur, salah satu pemilik toko sembako di Pasar Tebet Barat, menjelaskan bahwa harga telur mulai naik sejak hari ke-20 Ramadan.
"Kalau naik mulai dari tanggal 20 Ramadan, sampai sekarang masih mahal. Kita aja beli Rp 400 ribu per peti yang isi 15 kilogram," kata Mastur. Menurutnya tingginya harga telur disebabkan karena pasokan dan distribusi yang terhambat.
Komoditas lain yang masih tinggi adalah daging ayam. Harga daging ayam di Pasar Tebet Barat dihargai Rp 45.000-50.000 per ekor. "Ini udah turun, kemarin sebelum Lebaran sempat jual Rp 55 ribu," kata Warsini, pedagang daging ayam di pasar Tebet Barat.
Di Pasar Mampang Prapatan, daging ayam ras juga dijual seharga Rp 45 ribu per ekor. Komoditas lain yang terpantau masih tinggi adalah daging sapi. Harga daging sapi di Pasar Tebet Barat adalah Rp 150.000-180.000 per kilogram.
"Kalau yang has (paha belakang) Rp 180 ribu. Kalau yang murni Rp 150 ribu," kata Johan, pedagang daging sapi.
Menurutnya, harga tersebut sudah mengalami penurunan sebesar Rp 10 ribu. Harga daging sapi di Pasar Tebet Barat sempat menyentuh Rp 190 ribu per kilogram untuk jenis has.
Gula pasir dihargai Rp 14 ribu per kilogram di Pasar Mampang Prapatan, lebih murah Rp 3.000 dari Pasar Tebet Barat seharga Rp 17 ribu per kilogram.
Sementara minyak goreng curah belum bergeser dari harga Rp 20.000-22.000 per kilogram di Pasar Tebet Barat dan Pasar Mampang Prapatan. Pedagang mengaku kebijakan larangan ekspor CPO cs dari pemerintah belum terlalu efektif menurunkan harga minyak goreng curah
(ain/isa)