Kepemimpinan Persuasif
Devie kemudian menerangkan soal Kepemimpinan Persuasif, yang dilihatnya dilakoni aparat kepolisian saat menghadapi beragam perilaku serta sikap para pemudik. Dia mencontohkan kejadian pemudik yang memaki-maki polisi lantaran perjalanannya terimbas rekayasa lalu lintas, namun polisi tak menanggapinya dengan agresif.
"Kedua adalah kepemimpinan yang persuasif. Lihat bagaimana aparat di lapangan, salah satu contohnya tadi ada warga yang kemudian ngomel-ngomel dengan kendaraan mewahnya. Tapi lihat tanggapan polisi, baik yang menggunakan kendaraan mewah maupun tidak polisi sangat persuasif," ungkap Devie.
"Tidak ada agresivitas-agresivitas yang ditunjukkan oleh polisi padahal mereka juga manusia. Mereka juga merindukan untuk bisa berada bersama keluarga," lanjut pegiat literasi digital ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Devie melihat aparat kepolisian bekerja luar biasa, tak hanya mengatur arus lalu lintas, tetapi juga memastikan keselamatan masyarakat.
"Aparat luar biasa kerjanya. Bukan hanya soal kerja menjaga kenyamanan lalu lintas. Polisi ada yang tugasnya mengamankan anak-anak yang kehilangan orangtuanya di tengah keramaian. Belum lagi kalau ada di daerah tanjakan-tanjakan, polisi ada yang bawa-bawain batu untuk ganjal mobil yang tidak kuat naik," tutur Devie.
![]() |
Kearifan Sosial
Ketiga, Devie berpendapat keberhasilan dari Keunggulan Inovasi dan Kepemimpinan Persuasif, terjadi lantaran dukungan Kearifan Sosial. Devie mengatakan tanpa sikap kooperatif masyarakat mendukung Keunggulan Inovasi dan Kepemimpinan Persuasif.
"Yang ketiga, keberhasilan 2K tadi juga berkat kearifan sosial masyarakat. Meski satu atau dua, atau sebagian kecil masyarakat bereaksi agresif, sebenarnya sebagian besar masyarakat memiliki kearifan sosial yang saling membantu. Contohnya ketika ada one way untuk masyarakat yang mudik, nah masyarakat yang harus mengambil jalur lain ini secara umum juga menerima," terang Devie.
"Mereka memahami, 'Oh iya ini orang mudik'. Sekarang ada antrean yang begitu panjang di kawasan Bekasi akibat arus balik yang sangat deras, artinya masyarakat-masyarakat lain juga dengan ketulusan hatinya, kearifannya, gotong-royongnya masyarakat secara umum saling mendukung," tambah Devie.
Masyarakat Juga Patut Diapresiasi
Oleh sebab itu, Devie menyatakan apresiasi juga kepada masyarakat yang telah mendukung mudik 2022 berjalan dengan baik. Mengaitkan dengan makna Idul Fitri sebagai Hari Kemenangan, Devie menyampaika mudik 2022 adalah kemenangan untuk semua pihak.
"Jadi 3K ini yang saling mendukung, sehingga kita secara umum perlu apresiasi masyarakat yang mampu menciptakan mudik balas dendam ini dengan aman nyaman dan sentosa untuk semua masyarakat, baik yang mudik, maupun berekreasi," kata Devie.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.