Mantan Anak Jalanan Pelopor Pendidikan Anak-Anak Tanah Merah

Mantan Anak Jalanan Pelopor Pendidikan Anak-Anak Tanah Merah

Khairunnisa Adinda Kinanti - detikNews
Minggu, 08 Mei 2022 06:31 WIB
Jakarta -

Bertahun-tahun hidup di jalanan, Leni Desinah bertekad memperbaiki nasib anak-anak di kampungnya agar tidak turun mencari penghidupan di jalan. Sebagai orang pertama yang tinggal di kawasan Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara, ia paham betul bagaimana kerasnya lingkungan itu bagi anak-anak.

"Kebetulan aku kan tinggal dari sini dari awal didirikan bangun-bangunan sini ya, kalau dulu kan aku tahunya masih 4 rumah seluas ini juga di zona nggak aman. Sebelahnya tanki-tanki besar minyak kan, jadi ini zona yang sangat berbahaya sebenarnya. Terus tiba-tiba menjadi padat penduduk. Mungkin kalau dilihat berita sedikit-sedikit Tanah Merah, Semper misalnya, kasus yang narkoba atau tawuran, saling tikam, ya ini bisa dibilang angker lah lingkungannya," Ujarnya dalam program Sosok Minggu, 8 Mei 2022.

Desboy, panggilan akrab Lina Desinah bercerita, Tanah Merah dihuni oleh pendatang yang saat ini jumlahnya mencapai 1300-an kepala keluarga. Terdiri dari kontrakan-kontrakan kecil berukuran 3x3 meter persegi, banyak konflik domestik yang bisa terakses oleh telinga anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa dibilang ini lingkungan yang kurang baik untuk anak-anak mungkin juga buat orang dewasa. Bisa kebayang kan, ini padat penduduk yang kalo kita misalnya rumah tangga berantem sama pasangan kita, anak kita bisa dengar," ungkap Desboy.

Desboy meyakini, hak anak perlu diperjuangkan. Apalagi kondisi lingkungan tempat tinggalnya yang dinilai tidak ramah anak, Desboy merasa perlu membuat wadah pendidikan bagi anak-anak tanah Merah dan sekitarnya.

ADVERTISEMENT

Dengan modal keberanian, ia mendirikan yayasan Bernama "Sanggar Anak Harapan" pada 2009. Awalnya, sanggar ini bertujuan untuk mendidik dan menampung anak-anak yang terlanjur hidup di jalan. Lebih dari sekedar tempat berkumpul, Sanggar Anak Harapan menawarkan pilihan hidup bagi anak jalanan agar memiliki kesempatan memperbaiki hidupnya.

Target Desboy sederhana, membuka wawasan anak tentang haknya untuk mengais pendidikan di usia belia, "Awalnya si Cuma kaya ya sudah, ini sih jadi seperti ngurangin jam ngamennya dia atau jam kerjanya dia gitu kan, tapi dalam pendidikan ini anak-anak jadi punya kesempatan lebih gitu loh."

Dicky Takiyudin, salah seorang pengurus sanggar mengamininya. Sebagai orang pertama yang tergabung dalam komunitas Sanggar Anak Harapan, Dicky mengungkapkan besarnya tantangan menjadi anak di keluarga yang tinggal di wilayah Semper, Tanah Merah. Menurutnya, eksploitasi bukan datang dari luar, melainkan keluarganya sendiri.

"Kalau dalam konteks anak menurut gue mereka itu jadi korban sih, di usia anak itu mereka udah dieksploitasi, karena ya bisa gue bilang orang tua itu bisa jadi pelaku eksploitasi, bukan anak itu diculik sama orang kemudian dijual, mereka belum diculik aja udah dipaksa untuk kerja dan cari duit," kata Dicky.

Desboy memahami, usahanya tidak akan berimbas besar tanpa dukungan para orang tua. Maka, Desboy membuat strategi baru agar jumlah anak jalanan dari kampungnya tidak semakin bertambah.

"Kita bikin nyaman dan semua kebutuhan dia ada di sanggar, entah makan, terus coba untuk internet, kesehatannya dia. Jadi kita seterbuka itu sama anak-anak. Biar tau dulu, karena juga mereka juga nggak paham, 'ini gue anak, terus gue ngapain nih?' kaya gitu," tambahnya.

Kini, yayasan buatan Desboy tidak lagi menampung anak jalanan. Sanggar Anak Harapan mengajak bibit-bibit muda kampung Tanah Merah untuk bergabung dalam kelompok belajar. Ia mengungkapkan, pendidikan harus dijejalkan ke anak-anak Tanah merah secepat mungkin. Sebab, mereka sangat mungkin turun ke jalan akibat keadaan.

Tidak kurang dari 100 anak mengikuti proses belajar-mengajar di rumah Desboy. Bangunan warisan keluarganya itu disulap menjadi ruangan diskusi dan bermain anak-anak berumur 4 hingga 6 tahun.

Bagi Dicky, ini adalah salah satu tolok ukur keberhasilan Desboy menahan laju pertambahan jumlah anak jalanan dari kampungnya. Desboy pun berhasil mengajak orang-orang di luar tanah Merah untuk menjadi orang tua asuh dan menjamin kebutuhan pendidikan mereka.

"100 anak dapat beasiswa orang tua asuh. Membantu mereka secara pendidikan dan kebutuhan selama sebulan, apalagi selama pandemi ini di bantu secara vitamin atau segala macam dibantu. Dan Desboy bisa membantu sanggar membangun sekolah dan banyak lagi pencapaian-pencapaian dia yang lain yang memberi kesempatan ke anak-anak Tanah Merah, sehingga mereka punya kesempatan-kesempatan yang layak gitu," ungkap Dicky.

Saksikan: Sosok Desboy Pelindung Anak Jalanan Tanah Merah

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(vys/vys)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads