Masinton Ungkit Lagi Brutus, Kaitkan soal 3 Periode

Masinton Ungkit Lagi Brutus, Kaitkan soal 3 Periode

Matius Alfons - detikNews
Rabu, 04 Mei 2022 22:55 WIB
Jakarta -

Anggota DPR Fraksi PDIP Masinton Pasaribu mengungkit kembali pernyataannya yang sempat menuding Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai 'brutus Istana'. Masinton mengatakan Brutus itu merupakan kisah pengkhianatan yang digaungkan seluruh dunia.

"(Brutus) itu kan kisah yang digunakan di seluruh dunia kan. Brutus itu kan yang tikam teman dekatnya, Julius Cesar, kemudian ditikam kan, itu dulu peristiwa menikam, orang dekat yang menikam penguasanya. Kan kira-kira begitu ya," kata Masinton dalam acara Adu Perspektif detikcom x Total Politik seperti disiarkan detikcom, Rabu (4/5/2022).

Masinton mengaku tidak menggambarkan Brutus seperti penikaman pada zaman dahulu. Dia menyebut yang terjadi saat ini adalah penikaman terkait penundaan pemilu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini gambarannya bukan lagi persis seperti cerita itu, bukan lagi ditikam pakai pisau atau belati, penikaman itu kan bisa macam-macam, termasuk ya dengan seperti agenda, Presiden jelas-jelas nyatakan taat konstitusi, kemudian didorong-dorong untuk kampanye 3 periode. Ya kan?" ucap Masinton.

Politisi PDIP ini bahkan menyebut Jokowi juga dengan gamblang menyatakan pihak yang memintanya memperpanjang jabatan telah menamparnya. Dia lantas menyinggung Luhut sebagai salah satu pihak yang sempat mendukung wacana tersebut dengan memamerkan big data penundaan pemilu.

ADVERTISEMENT

"Presiden jelas 'menampar muka saya, mencari muka ke saya, bahkan menjorokkan saya'. Kemudian apa lagi disampaikan lah kemudian untuk pembenaran 3 periode tadi big data yang sudah dilakukan forensik digital, nggak ada tuh suara 10 juta. Bahkan Ketua DPD sekali pun, pimpinan lembaga tinggi negara nyatakan itu bohong, sampai sekarang kan nggak ada pertanggungjawaban. Pola cara kekuasaan begini kan nggak benar gitu," ujarnya.

Masinton lantas menjelaskan kenapa langsung menyorot spesifik ke arah Luhut sebagai salah satu pendukung wacana penundaan pemilu. Dia menyebut pernyataannya berasal dari suara-suara masyarakat.

"Kita kan mendengar suara-suara masyarakat, jangan dikira masyarakat nggak tahu apa-apa, mereka yang rasakan, mereka mau suarakan terbuka mereka takut dituduh pencemaran nama baik atau dikriminalisasi tadi. Kemudian kalau bicara di medsos langsung buzzer menyerang. Artinya ketika ada masyarakat mau berpendapat juga ketakutan di era demokrasi ini nah insting dan naluri kita ini nggak benar, nggak boleh," tuturnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Masinton Dilaporkan ke MKD DPR RI

Pernyataan Masinton soal 'Luhut brutus Istana' ternyata berbuntut panjang. Masinton Pasaribu bahkan sampai dilaporkan ke MKD DPR RI.

"Melaporkan Saudara Masinton Pasaribu anggota DPR RI dari PDIP yang mana kami lihat di publik beberapa hari ini sangat membuat kegaduhan, di mana beliau melontarkan bahasa-bahasa yang tidak beretika, menyerang yang namanya Pak Luhut Binsar Pandjaitan," kata Lisman Hasibuan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (18/4).

"Yang kita tahu, beliau adalah pembantu presiden yang saat ini sangat membantu presiden dalam membangun dan mengawal pemerintahan Jokowi," imbuhnya.

Serangan Masinton ke Luhut menyangkut big data dan wacana penundaan pemilu. Namun Lisman tak terima dengan narasi yang digunakan Masinton terhadap Luhut.

Terkait narasi yang digunakan Masinton, Lisman tak terima jika Luhut dianggap sebagai 'brutus'. Lisman mempertanyakan apa dasar Masinton menyematkan 'brutus' pada Luhut.

"Kita sangat sayangkan narasi yang digunakan oleh Masinton Pasaribu mengatakan Luhut Binsar Pandjaitan 'brutus', ya ini sangat disayangkan, apalagi beliau sangat berjasa besar dalam membantu Pak Presiden Jokowi, kalau dalam hal 'brutus', dalam hal apa?" sebutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads