Mbah Tuminah Tak Henti Berteriak Takut Ada Hitam-hitam

Mbah Tuminah Tak Henti Berteriak Takut Ada Hitam-hitam

- detikNews
Rabu, 31 Mei 2006 15:55 WIB
Yogyakarta - Gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya menyisakan luka dan air mata. Bahkan tak sedikit warga yang mengalami gangguan psikis.Seperti yang dialami Mbah Tuminah (85) asal Imogiri, Bantul, yang dirawat di RS Sardjito, Yogyakarta. Sejak dirawat 27 Mei, ia kerap berteriak-teriak dan ingin beranjak dari tempat tidur."Mulih...wedi, ono ireng-ireng (pulang, takut, ada hitam-hitam)!" teriak Mbah Tuminah dengan rambut panjang acak-acakan yang penuh uban.Tuminah mengalami patah tulang pinggul sebelah kiri akibat tertimpa runtuhan rumah. Keluarga yang menunggu harus selalu memegangi kaki, badan dan tangan perempuan itu agar tidak banyak bergerak."Saya sering cubit dan ngomelin dia biar diam. Rumah kami hancur, mungkin itu buat dia sedih. Dia bilang sering melihat makhluk hitam di langit-langit," ujar adik Mbah Tuminah yang enggan disebut namanya di RS Sardjito, Rabu (31/5/2006).Keluarga yang menunggui Mbah Tuminah menatap sedih ke arah perempuan yang sudah beberapa hari mengenakan kebaya dan kain coklat itu. Mbah Tuminah menempati satu tempat tidur di gedung parkir lantai II B RS Sardjito, bersama puluhan pasien lain yang mengalami luka-luka akibat gempa."Yang diperlukan Mbah Tuminah adalah suplemen yang mengandung kalsium seperti skintracetion (SPK). Tapi obat-obat itu terbatas karena obat yang diprioritaskan bagi patah tulang," papar koordinator obat RS Sardjito khusus penanganan bencana.Sementara itu, Direktur Pelayanan RS Sardjito Budi Mulyono mengatakan, kalau sampai mengganggu pasien lain, maka Mbah Tuminah akan dipindah ke bagian kejiwaan. Untuk sementara apa yang dilakukan perempuan tua itu masih bisa dimaklumi pasien lain."Kita sedang data warga yang mengalami trauma, dan RS Sardjito sendiri punya 8 psikiater yang bisa menangani," terang Budi Budi juga mengatakan pihak RS memberikan makan 3 kali sehari pada para pasien. Bila ingin tambah juga diperbolehkan. Pihak RS juga memberi pakaian bagi pasien dan keluarganya."Kami juga telah mengoperasi lebih dari 400 warga. Semua gratis," cetus Budi. (nvt/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads