Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara sosok pemimpin ganteng tapi tidak bisa kerja. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Puan tidak sedang menyindir siapa pun, apalagi di lingkup internal PDIP.
"Nggak ada sindiran-sindiran, apalagi terhadap internal. Yang dilakukan oleh Mbak Puan sekali lagi adalah merespons secara langsung aspirasi rakyat, apalagi kita tahu beberapa waktu lalu ada persoalan terkait minyak goreng. Tetapi kita juga tahu Presiden Jokowi sudah mengambil suatu kebijakan untuk membantu rakyat," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kediaman Megawati, Teuku Umar, Jakpus, Senin (2/5/2022).
Dia mengatakan Puan sering bertemu dengan warga. Menurutnya, Puan selalu menyerap aspirasi warga untuk diperjuangkan di DPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mbak Puan selaku Ketua DPR RI memang rajin turun ke bawah, karena beliau menyerap aspirasi rakyat untuk akan diperjuangkan melalui keputusan politik yang ada di parlemen," kata Hasto.
Hasto kemudian berbicara tentang syarat menjadi calon presiden dan wakil presiden. Dia menyebut seorang pemimpin harus dapat mengangkat martabat rakyatnya.
"Ya, untuk menjadi capres-cawapres, semua harus berwajah Indonesia kita. Harus mengangkat harkat martabat rakyat, membangun kepemimpinan Indonesia. Itu harus dilakukan oleh ya seluruh kader PDI Perjuangan," katanya.
Sebelumnya, Puan sempat berbicara tentang pemimpin yang paling tepat untuk dipilih. Dia meminta kader PDIP tidak memilih pemimpin karena sering muncul di medsos tapi tidak bisa bekerja.
Pernyataan itu disampaikan Puan saat kunjungan ke DPC Wonogiri pada Selasa (26/4). Puan awalnya berbicara terkait pemimpin yang cinta Indonesia dan mau bergotong-royong.
"Saya minta itu adalah kembalilah ke jati diri akar Indonesia, pilihlah orang yang betul betul cinta Indonesia, dukung orang yang memang mau bergotong-royong untuk membangun bangsa ini bersama," kata Puan di depan kader PDIP seperti dikutip detikcom, Kamis (28/4).
Puan lantas membeberkan alasannya terkait kriteria pemimpin tersebut. Dia menyinggung banyak masyarakat yang suka memilih pemimpin asalkan ganteng, bukan perempuan, hingga sering muncul di media sosial meski tidak bisa kerja.
"Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka 'yo wes-lah dia aja asal ganteng, dia aja yang dipilih asal bukan perempuan, yo wes dia aja walau nggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di socmed, di TV itu nyenengin', tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat," ucapnya.
"Mau atau nggak pemimpin kayak gitu?" tanya Puan.
"Nggak," jawab para kader PDIP.
(haf/haf)