Cerita Cleaning Service di Stasiun Gambir 9 Tahun Tak Bisa Mudik

Cerita Cleaning Service di Stasiun Gambir 9 Tahun Tak Bisa Mudik

Mulia Budi - detikNews
Sabtu, 30 Apr 2022 23:28 WIB
Pemudik menaiki kereta KA Gumarang di Stasiun Pasar Senen, Sabtu (23/4/2022). Di Stasiun Pasar Senen, PT KAI mencatat ada kenaikan jumlah penumpang pada sembilan hari (H-9) sebelum Idul Fitri 1443 H ini. Dalam sehari, ada lonjakan jumlah 2.200 orang penumpang.
Ilustrasi Mudik (Foto: Agung Pambudhy-detikcom)
Jakarta -

Seorang cleaning services di Stasiun Gambir, Yesa Chaniago (40), mengaku sudah 9 tahun tidak bisa mudik ke kota asalnya di Padang, Sumatera Barat. Salah satu alasannya lantaran dirinya jarang mendapatkan libur panjang.

"Saya mah Sumatera Barat, Padang. Di sana ada nenek, keluarga almarhum bapak masih banyak di situ," kata Yesa Chaniago di Stasiun Gambir, Sabtu (30/4/2022).

"Nggak pernah (mudik) orang kita di sini nggak ada cuti nggak ada libur panjangnya gitu, jadi kan bagaimana kalau mudik-mudik juga kan biayanya juga besar, waktunya kagak ada," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yesa mengaku sudah bekerja di Stasiun Gambir selama 9 tahun. Sejak awal bekerja ia mengaku selalu masuk saat lebaran.

Cleaning services di Stasiun Gambir, Yesa Chaniago (Mulia Budi-detikcom)Cleaning services di Stasiun Gambir, Yesa Chaniago (Mulia Budi-detikcom)

"(Mulai bekerja sebagai Cleaning services di Stasiun Gambir) 2013 an ya soalnya suami saya almarhum, meninggal aja udah 7 tahun, dua tahun saya kerja di sini suami saya meninggal," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selain jarangnya libur lebaran, ia juga mengaku kesulitan ongkos untuk mudik. Ia menuturkan harus bekerja ekstra sebagai single parent untuk menghidupi empat anaknya.

"Cuman ya nggak pernahlah (mudik) namanya jauh juga, ongkos biayanya kan besar ya nggak pernah pulang kampung. Tambah ngidupin anak kan susah ya, anak pada sekolah semua, empat. SMA kelas 3 sama kelas 1 sama SMP kelas 2 sama kelas 3 SD," tuturnya.

"Ya itu faktornya pertama dari kerja nggak ada cutinya, terus kita juga kerja di sini ya gaji pas buat biaya sehari-hari anak kan, namanya hidup sendiri," imbuhnya.

Yesa pun mengungkap keinginanannya untuk bisa mudik seperti warga lainnya. Dia mengaku sedih saat melihat para pemudik pulang ke kampung halaman.

"Ya kalau pengen mah pasti pengen, lihat orang mudik kan kepengen gitu. Sedihlah, jangankan ngelihat langsung ngelihat di TV aja gitu rasanya pengen pulang kampung," ucapnya.

(dwia/lir)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads