AirNav Indonesia siap kembali melayani navigasi penerbangan untuk pergerakan arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini (2022). AirNav akan sudah menyiapkan antisipasi gangguan di udara seperti gangguan balon udara.
AirNav memprediksi lonjakan jumlah penerbangan bisa mencapai lebih dari 200% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. Seluruh aspek kesiapan operasional telah dipersiapkan, termasuk dari segi personel dan fasilitas.
"Secara year on year, prediksi kenaikan jumlah traffic pada periode angkutan udara Lebaran tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu memang signifikan, yaitu mencapai 239%. Namun, jika dibandingkan dengan tren pergerakan traffic selama bulan Maret 2022 yang lalu berdasarkan rata-rata harian, kenaikan jumlah traffic selama Lebaran tahun ini berada di kisaran 50%," kata Direktur Utama AirNav Indonesia Polana Banguningsih Pramesti seperti dikutip dari laman AirNav, Jumat (29/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fokus kami satu keselamatan penerbangan, yang dalam hal ini merupakan satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan antara keselamatan pesawat udara, penumpang, dan operasional penerbangan itu sendiri," sambung Polana.
Dia menjelaskan sebanyak total 30 ribuan (29.182) pergerakan pesawat udara akan menghiasi langit Indonesia pada periode angkutan Lebaran tahun 2022, dengan puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 30 April 2022 dan puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 8 Mei 2022.
Simak juga video 'Harga Avtur Naik, Maskapai Diizinkan Naikkan Tarif Tiket Pesawat':
Selain melayani penerbangan reguler (berjadwal), AirNav akan melayani total 928 (sembilan ratus dua puluh delapan) penerbangan tambahan (extraflight) yang telah mengajukan permohonan slot time penerbangan melalui Indonesia Airport Slot Management (IASM).
Polana menjelaskan AirNav Indonesia telah menyiapkan sejumlah prosedur tanggap darurat untuk mengantisipasi berbagai faktor operasional yang tidak dapat diprediksi, seperti gangguan cuaca, pelayanan penerbangan kedaruratan, dan pergerakan VIP, hingga potensi gangguan operasional dan teknis fasilitas navigasi penerbangan, termasuk ancaman keselamatan penerbangan oleh aktivitas masyarakat seperti penerbangan balon udara liar, drone, layang-layang, dan lain sebagainya.
"AirNav juga mengoptimalkan jam operasional pelayanan dengan menyesuaikan jam operasional bandar udara di masing-masing lokasi kerja. Oleh karenanya, AirNav siap melakukan penyesuaian jika diperlukan perpanjangan jam operasional, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19," ungkapnya.