Satu Kampung di Lebak, Banten mendadak jadi perajin kulit ketupat setiap bulan Ramadan. Kulit ketupat yang dibuat kemudian dijual untuk menghasilkan uang.
Berdasarkan pantauan detikcom di Kampung Ranca Wiru, Desa Sukamekarsari, Kecamatan Kalanganyar, Lebak, Banten. Kamis (28/4/2022), sepanjang jalan kampung ditemui warga yang tengah membuat kulit ketupat. Tidak hanya ibu-ibu, bapak-bapak pun terlihat ikut membuat kulit ketupat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Warga mengaku setiap Ramadan tiba, sudah menjadi tradisi membuat kulit ketupat. Selain untuk mengisi waktu luang, hasilnya ternyata cukup menguntungkan para perajin.
Salah satu perajin kulit ketupat bernama Yeti Hartati mengatakan, dia biasa membuat dua jenis ukuran kulit ketupat. Dalam satu hari, dia mampu membuat sekitar 500 buah kulit ketupat ukuran kecil dan 350 buah untuk kulit ketupat ukuran besar.
"Ngerjainnya dari pagi sampai sore," kata Yeti kepada awak media ditemui dikediamannya.
"Iya udah khasnya di sini (bikin kulit ketupat), kaya Qunutan atau 15 harian (puasa) bikin kupat, nanti 21 hari bikin lagi kupat, terus lebaran," tuturnya.
Dia mengaku kulit ketupat yang dihasilkan di kampungnya akan dijual ke Pondok Labu, Serpong dan daerah lain di luar Lebak. Untuk 10 buah kulit ketupat ukuran kecil dia jual seharga Rp 10 ribu, sementara untuk yang besar dijual seharga Rp 20 ribu.
Malam ini, dia mengaku akan mengirim sebanyak 12 ribu kulit ketupat kepada pemborong. Kulit ketupat itu akan dijual kembali oleh para pemborong.
"Jika pembeli lagi ramai, untuk 10 ribu kulit ketupat bisa Rp 10 juta. Sedangkan kalau lagi sepi dapat Rp 5-7 juta," tuturnya.
Sementara, bahan membuat kulit ketupat sendiri, dia dapatkan dari desa lain di Lebak. Bahannya yang melimpah jadi salah satu alasan warga kampung untuk menjadi perajin kulit ketupat.
"Kalau di Jakarta kan susah bahannya (daun kelapa), kalau di sini kan banyak," pungkasnya.
(dek/dek)