Kontemplasi Qalbu (61)

Antara Takut dan Pengecut

Nasaruddin Umar - detikNews
Rabu, 27 Apr 2022 05:30 WIB
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Terkadang sulit membedakan antara takut dan pengecut, terutama kalau sesuatu itu melanda diri kita sendiri. Takut merupakan kekuatan yang mencegah diri kita untuk melakukan perbuatan yang merusak diri dan atau orang lain. Takut di dalam bahasa agama Al-Qur'an ditemukan beberapa istilah, antara lain kata khauf yang berasal dari akar kata khafa-yakhaf berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu adalah makhluk seperti harimau, ular, tsunami, gempa bumi, hantu, dll.

Contoh penggunaannya di dalam Al-Qur'an ialah: "Berkata Yakub; "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya." (Q.S. Yusuf/12:13). Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah srigala, karena itu digunakan kata akhafa. Kata lainnya ialah khasyyah berasal dari akar kata khasya-yakhsya berarti takut, tetapi obyek yang ditakuti itu ialah Sang Khaliq, Allah Swt., seperti dinyatakan di dalam Al-Qur'an: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (Q.S. al-Nisa'/4:9). Obyek yang ditakuti dalam ayat ini ialah Allah Swt, karena itu digunakan kata walyakhsya.

Kata lain yang juga sering diartikan dengan takut (meskipun ini kurang tepat) ialah kata taqwa dari akar kata waqa-yaqi kemudian membentuk kata tawaqqa yang berarti "takut". Namun kata taqwa tidak bisa diartikan sepenuhnya dengan takut karena kata ini juga mengimplikasikan arti segan dan cinta, seperti kata: Taqwa kepada Tuhan, berarti takut dan segan tetapi sekaligus mencitai Tuhan. Contohnya dalam ayat: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."(Q.S. Ali 'Imran/3:102). Kata ittaqullah diartikan bertakwalah kepada Allah, tidak diterjemahkan takutlah kepada Allah.


Sedangkan pengecut berarti hilangnya keberanian untuk tampil karena menghindari tanggung jawab atau cost yang harus ditanggung. Biasa juga diartikan orang yang tidak berani menghadapi kenyataan lantaran terpengaruh oleh kepentingan subyektifitas Contohnya, seseorang mengaku pemberani tetapi giliran peperangan dimulai ia mencari alasan untuk tidak ikut, atau seseorang mengaku reputasi dan kredibilitas baik tetapi tidak berani ditempatkan di daerah konflik.


Pengecut sangat dekat dengan sifat munafik. Bahkan ada orang menyatakan pengecut dan munafik adalah kata yang sinonim. Munfaik ialah orang yang menyembunyikan kebenaran dan atau mendramatisir sesuatu sehingga orang lain terkecoh. Munafik atau hipokrit sangat dicela di dalam Al-Qur'an.

Tidak kurang dari 110 ayat menggambarkan keburukan dan bahaya kemunafikan. Bahkan ada satu surah khusus disebut surah al-Munafiqun (63). Al-Qur'an menggambarkan munafik sebagai orang yang memiliki kepribadian ganda, lain di mulut lain di hati (Q.S. al-Maidah/5:41), tidak memiliki pendirian yang tetap alias selalu berubah-ubah (Q.S. al-Baqarah/28-9), tidak bisa dipercaya karena pembohong (Q.S. al-Munafiqun/63:1), mengandalkan kelicikan dan tipu daya, dan amat terampil bermain kata-kata (Q.S. al-Taubah/9:65), suka riya dan mendramatisir sesuatu (Q.S. al-Nisa'/4:142), selalu menghindari resiko karena orientasinya kemenangan dan kesenangan (Q.S. al-Taubah/9:44-49), selalu ingin mendapatkan keuntungan dalam setiap kesempatan tetapi tidak mau berkorban (Q.S. al- 'Ankabut/29:10-12), suka memfitnah orang, sekalipun orang itu bersih (Q.S. al-Ahdzab/33:12), suka memprofokasi keadaan agar bertambah runyam lalu ingin tampil sebagai hero di dalam situasi tersebut (Q.S. al-Nisa'/4:61).




(lus/lus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork