Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) menemui Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva. Ada apa?
Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Permahi menyampaikan keterangan tertulis, Selasa (26/4/2022). Pertemuan DPN Permahi dengan Dubes Rusia Lyudmila digelar di kantor Kedubes Rusia untuk RI di Jakarta, Senin (25/4) kemarin.
Hadir dalam pertemuan itu, Ketua Umum DPN Permahi Fahmi Namakule, Sekretaris Jenderal Fajar Budiman, Bendahara Umum Dirar Refra, serta pengurus LKBH DPN Permahi, yakni Indrajit Rei, Kanya Salsabila, dan Berry Permahi. Permahi diterima oleh Dubes Lyudmila, Sekretaris II Kedubes Roman Romanov, serta Staf dan Protokoler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang dibahas?
Permahi bertamu ke Dubes Rusia untuk membawa rencana gelaran internasional. Selain itu, mereka mendiskusikan isu strategis terkait krisis kemanusiaan akibat konflik Rusia dan Ukraina.
Permahi menyampaikan ke Dubes Rusia bahwa mereka akan menggelar Konferensi Hukum Internasional, Agustus 2022. Acara tersebut akan melibatkan mahasiswa hukum Rusia sebagai delegasi peserta.
Ada lima isu sentral yang menjadi fokus pembahasan konferensi, yakni lingkungan hidup, ketahanan dan keamanan negara, kesehatan, kejahatan lintas negara, dan kejahatan siber.
Dubes Rusia, Lyudmila, menyatakan sangat senang dengan rencana konferensi hukum internasional itu. Mereka menjelaskan punya badan khusus untuk menampung aspirasi generasi muda. Rusia dapat mengirimkan perwakilannya untuk konferensi itu.
Selain itu, pertemuan Permahi dan Dubes Rusia membahas isu-isu strategis dunia. Permahi melihat dunia sedang dilanda krisis kemanusiaan, hukum, dan ekonomi.
Permahi menyampaikan sikapnya soal rencana gelaran puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi G20, November 2022. Permahi menegaskan Indonesia menganut politik bebas aktif serta mendorong penghapusan penjajahan di atas dunia. Untuk menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Rusia, Permahi menilai pemerintah Indonesia perlu tetap mengundang Rusia ke G20.
"Permahi menilai Indonesia sebagai tuan rumah G20 tidak sepantasnya memihak kepada suatu negara peserta tertentu, untuk itu kami mendorong pemerintah Indonesia harus mengundang serta menerima setiap negara yang menjadi peserta pada G20, termasuk Rusia," kata Permahi.
Dubes mengiyakan soal hubungan baik Indonesia-Rusia. Di sektor pendidikan, ada 261 undangan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke Rusia.
"Hubungan diplomatik antara Rusia dan Indonesia sangatlah baik, kami juga berharap untuk hal tersebut bisa berlangsung lama," kata Dubes Rusia, Lyudmila, sebagaimana tertera dalam keterangan pers Permahi.
(dnu/asp)