Aktivitas Gunung Anak Krakatau terus mengalami peningkatan sejak awal April 2022. Keluaran emisi SO2 akibat letusan Anak Krakatau mencapai 9.219 ton pada Jumat (23/4).
SO2 atau sulfur dioksida adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari aktivitas gunung berapi. Badan Geologi mencatat emisi sulfur dioksida dari Gunung Anak Krakatau terus mengalami peningkatan sejak 14 April 2022.
Pada tangga itu, tercatat sebesar 28,4 ton/hari, pada 15 April 68,4 ton/hari, dan 17 April semakin meningkat dengan 181,1 ton/hari, puncak keluaran emisi SO2 terjadi 23 April melonjak drastis dengan 9.219 ton/hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pantauan SO2 dari magma ini berkorelasi dengan peningkatan aktivitas erupsi Guning Anak Krakatau saat ini.Peningkatan SO2 yang signifikan mengindikasikan adanya suplai magma baru dan adanya material magmatik yang keluar ke permukaan berupa lontaran material pijar yang diikuti oleh aliran lava. Jumlah SO2 pada periode di atas mencapai 9,2 kilo ton bila dibandingkan saat periode erupsi 2018, yaitu Juni-Agustus 2018 12,4 kilo Ton dan September-Oktober 2018 19,4 kilo Ton," tulis keterangan resmi Badan Geologi seperti dikutip, Minggu (24/4/2022).
Kecenderungan penurunan aktivitas gunung berapi yang berada di Selat Sunda ini dinilai belum teramati. Bahkan, kecenderungannya justru mengalami peningkatan jika dilihat dari data emisi SO2.
"Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental serta pantauan emisi SO2 bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau ada kecenderungan meningkat dan belum menunjukkan adanya penurunan aktivitas vulkanik," tulisnya.
Selengkapnya di halaman berikut
"Energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan meningkat tajam sejak 15 April 2022. Pengukuran deformasi dengan menggunakan Tilmeter yang dipasang di Stasiun Tanjung menunjukkan fluktuasi komponen X (tangensial) dan Y (radial). Inflasi pada tubuh Gunung Anak Krakatau teramati sejak tanggal 18 April 2022 dan sedikit mulai intens teramati sejak tanggal 22 April 2022," ujarnya.
Hasil kajian dan olah data tersebut, Badan Geologi memutuskan untuk menaikkan status Gunung Anak Krakatau yang semula berada di level II (waspada) jadi level III (siaga).
"Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan dan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB," katanya.