Meski Anies paling banyak diperbincangkan, Yafi menyebut, Prabowo Subianto-lah yang justru paling banyak mendapatkan sentimen positif dari masyarakat. Sentimen positif, kata dia, artinya netizen yang mempercakapkan Prabowo cenderung menyampaikan ujaran positif tentang Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Berdasarkan analisis sentimen, Prabowo Subianto memiliki sentimen positif tertinggi sebesar 25,41 persen, diikuti oleh Ganjar Pranowo (20,63%), Anies Baswedan (18,96%). Dari data ini terlihat bahwa yang capres yang paling banyak diperbincangkan oleh netizen (Anies Baswedan) belum tentu tinggi sentimen positifnya. Terlihat dari data di atas, sentimen negatif Anies lebih tinggi di antara capres lainnya," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini hasil sentimen positif, negatif, dan netral dari kelima tokoh:
1. Prabowo
Positif: 25,41%
Netral: 62,16%
Negatif: 12,43%
2. Anies Baswedan
Positif: 18,96%
Netral: 50,09%
Negatif: 30,95%
3. Ganjar Pranowo
Positif: 20,63%
Netral: 61,43%
Negatif: 17,94%
4. Sandiaga Uno
Positif: 18,84%
Netral: 76,11%
Negatif: 5,06%
5. Ridwan Kamil
Positif: 10,48%
Netral: 87,48%
Negatif: 2,04%
Yafi pun menjelaskan ada sejumlah faktor yang menyebabkan sentimen positif terhadap Prabowo tertinggi. Menurutnya sentimen positif terhadap Prabowo tertinggi karena faktor kinerja, sikap Prabowo tak terlibat percakapan capres 2024, dan pernyataan Prabowo yang cenderung memberi solusi.
"Pertama, kinerja positif Prabowo sebagai menteri terbaik dalam Kabinet Jokowi jilid II ternyata cukup membuka mata publik mengenai totalitas Prabowo mengemban tugas negara. Kedua, sikap Prabowo yang jarang sekali mau terlibat dalam percakapan tentang capres 2024 diapresiasi publik sebagai sosok yang tidak ambisius nyapres seperti beberapa menteri lain dalam Kabinet Jokowi jilid II. Ketiga, pernyataan-pernyataan Prabowo cenderung mengarah pada pencarian solusi daripada membangun kontroversi atas berbagai masalah nasional akhir-akhir ini," ujar Yafi.
Kemudian sentimen negatif terhadap Anies tinggi juga disebabkan sejumlah faktor. Dia dianggap netizen anti-politik Islam sebagai musuh.
"Karena ia diasosiasikan sebagai satu-satunya tokoh yang mewakili sentimen keislaman di Indonesia saat ini. Para netizen yang anti-'politik Islam' menempatkan Anies sebagai enemy sehingga selalu mereka gempur dengan percakapan negatif yang mengarah pada ujaran kebencian. Apa pun yang dilakukan Anies selalu disikapi negatif oleh para netizen anti-'politik Islam' semacam itu," ujarnya.
(maa/tor)