Jakarta -
Merdeka Institute merilis survei tentang lalu lintas percakapan para netizen di dunia maya terhadap top five calon presiden di Pemilu 2024. Hasilnya, Anies Baswedan paling banyak dibicarakan netizen, tetapi Prabowo Subianto paling tinggi mendapat sentimen positif dari netizen di dunia maya.
Survei ini diselenggarakan selama 11 hari, yakni pada 9-20 April 2022. Survei ini berbeda dengan survei elektabilitas capres lantaran menggunakan metode knowledge discovery in database (KDD) dengan melibatkan para pengguna media sosial sebagai data.
Survei ini menggunakan keyword nama-nama capres top five yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga mainstream, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan Ridwan Kamil. Sementara itu, periode survei didasari pada beberapa event besar yang terjadi, yaitu isu 3 periode, pengeroyokan Ade Armando, dan aksi unjuk rasa nasional 11 April.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil survei, terekam Anies Baswedan sebagai calon presiden yang paling banyak dibicarakan oleh masyarakat, yakni 87.135 percakapan. Kemudian diikuti oleh Prabowo Subianto dengan 41.164 percakapan dan Ridwan Kamil dengan 32.730 percakapan.
Berikut ini kelima tokoh yang paling banyak dibicarakan berdasarkan survei:
1. Anies Baswedan 87.135 percakapan
2. Prabowo Subianto 41.164 percakapan
3. Ridwan Kamil 32.730 percakapan
4. Ganjar Pranowo 25.299 percakapan
5. Sandiaga Uno 6.704 percakapan
Peneliti senior Muhammad Yafi memaparkan, berdasarkan temuan survei tersebut, Anies Baswedan sebagai capres yang paling banyak dibicarakan oleh masyarakat di dunia maya. Sedangkan Sandiaga Uno masih minim dicari di internet oleh masyarakat.
"Capres Anies Baswedan yang paling sering dibincangkan oleh netizen di internet, diikuti oleh Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranowo, sedangkan Sandiaga Uno masih minim tingkat pencarian dan percakapan di internet," ucap Yafi saat memaparkan hasil survei, Kamis (21/4/2022).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Meski Anies paling banyak diperbincangkan, Yafi menyebut, Prabowo Subianto-lah yang justru paling banyak mendapatkan sentimen positif dari masyarakat. Sentimen positif, kata dia, artinya netizen yang mempercakapkan Prabowo cenderung menyampaikan ujaran positif tentang Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Berdasarkan analisis sentimen, Prabowo Subianto memiliki sentimen positif tertinggi sebesar 25,41 persen, diikuti oleh Ganjar Pranowo (20,63%), Anies Baswedan (18,96%). Dari data ini terlihat bahwa yang capres yang paling banyak diperbincangkan oleh netizen (Anies Baswedan) belum tentu tinggi sentimen positifnya. Terlihat dari data di atas, sentimen negatif Anies lebih tinggi di antara capres lainnya," ucapnya.
Berikut ini hasil sentimen positif, negatif, dan netral dari kelima tokoh:
1. Prabowo
Positif: 25,41%
Netral: 62,16%
Negatif: 12,43%
2. Anies Baswedan
Positif: 18,96%
Netral: 50,09%
Negatif: 30,95%
3. Ganjar Pranowo
Positif: 20,63%
Netral: 61,43%
Negatif: 17,94%
4. Sandiaga Uno
Positif: 18,84%
Netral: 76,11%
Negatif: 5,06%
5. Ridwan Kamil
Positif: 10,48%
Netral: 87,48%
Negatif: 2,04%
Yafi pun menjelaskan ada sejumlah faktor yang menyebabkan sentimen positif terhadap Prabowo tertinggi. Menurutnya sentimen positif terhadap Prabowo tertinggi karena faktor kinerja, sikap Prabowo tak terlibat percakapan capres 2024, dan pernyataan Prabowo yang cenderung memberi solusi.
"Pertama, kinerja positif Prabowo sebagai menteri terbaik dalam Kabinet Jokowi jilid II ternyata cukup membuka mata publik mengenai totalitas Prabowo mengemban tugas negara. Kedua, sikap Prabowo yang jarang sekali mau terlibat dalam percakapan tentang capres 2024 diapresiasi publik sebagai sosok yang tidak ambisius nyapres seperti beberapa menteri lain dalam Kabinet Jokowi jilid II. Ketiga, pernyataan-pernyataan Prabowo cenderung mengarah pada pencarian solusi daripada membangun kontroversi atas berbagai masalah nasional akhir-akhir ini," ujar Yafi.
Kemudian sentimen negatif terhadap Anies tinggi juga disebabkan sejumlah faktor. Dia dianggap netizen anti-politik Islam sebagai musuh.
"Karena ia diasosiasikan sebagai satu-satunya tokoh yang mewakili sentimen keislaman di Indonesia saat ini. Para netizen yang anti-'politik Islam' menempatkan Anies sebagai enemy sehingga selalu mereka gempur dengan percakapan negatif yang mengarah pada ujaran kebencian. Apa pun yang dilakukan Anies selalu disikapi negatif oleh para netizen anti-'politik Islam' semacam itu," ujarnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini