Bea Cukai turut berkontribusi mendukung pemberdayaan perempuan melalui berbagai kebijakan, program, dan kegiatan dalam mencapai keadilan dan kesetaraan gender. Strategi ini dikenal sebagai Pengarusutamaan Gender (PUG).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengatur peran serta perempuan dalam menghadapi isu aksesibilitas memperoleh manfaat pembangunan, partisipasi dalam kegiatan, kendali atas pengambilan keputusan, dan peran dalam menggunakan hasil suatu kebijakan. Adapun kontribusi ini salah satunya terwujud dalam kegiatan Network for Gender Equality and Diversity yang digelar oleh World Customs Organization (WCO) pada 8 Maret 2022 dalam peringatan Hari Perempuan Internasional tahun 2022.
Dalam kesempatan ini, Direktur Kerja Sama Internasional Kepabeanan dan Cukai Bea Cukai, Anita Iskandar menjadi perwakilan Indonesia sebagai salah satu panelis. Anita menyampaikan dirinya berkesempatan membagikan pengalaman Bea Cukai dalam mendukung pelayanan bagi penyandang disabilitas dan memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bekerja di Bea Cukai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berharap dapat menghilangkan hambatan yang dihadapi oleh perempuan dalam perdagangan lintas batas dan dalam mempromosikan perdagangan inklusif untuk semua. Kami sangat yakin bahwa pembuat kebijakan perdagangan, badan pengatur perbatasan, dan komunitas bisnis dapat bekerja bahu-membahu untuk menciptakan lingkungan bisnis yang responsif gender," ujar Anita dalam keterangan tertulis, Kamis (21/4/2022).
Sebelumnya, Bea Cukai juga pernah menjadi pembicara pada Global Forum for National Trade Facilitation Committees (NTFCs) pada 3 Februari 2022, serta First APEC Sub-Committee on Customs Procedures Meetings (SCCP1) pada 17 Februari 2022. Di kesempatan ini, Bea Cukai menyampaikan inisiatifnya terkait pengarusutamaan gender.
Selain itu, Bea Cukai juga menambah jumlah Pelaksana Pawang Anjing Pelacak (PPAP) atau dig handler perempuan, yang umumnya diduduki oleh laki-laki. Tercatat, di 2022, dari total lima belas dog handler baru, tiga di antaranya adalah perempuan. Sebelumnya, terdapat lima orang dog handler perempuan sehingga totalnya mencapai delapan orang dog handler perempuan.
Salah seorang dog handler perempuan, Dyah Lokowati pun mengungkapkan alasannya bergabung dalam Unit Anjing Pelacak (K-9) Bea Cukai. Selain menyenangkan, profesi ini ternyata juga menjadi wadah untuk meningkatkan potensinya.
"Ini sudah menjadi pilihan saya dalam mengemban tugas negara. Sebagai seorang perempuan muda dan berdaya, saya ingin memaksimalkan potensi diri yang saya miliki. Menjadi dog handler itu menyenangkan sekaligus tantangan. Saya bisa bekerja sambil bermain dengan K-9 asuhan saya. Meski pekerjaan saya penuh risiko, karena dapat berurusan langsung dengan barang-barang larangan, seperti narkotika, psikotropika, dan prekursor," jelasnya.
Seluruh kontribusi ini tentunya sejalan dengan emansipasi wanita yang diagungkan oleh Kartini. Seperti yang tertuang dalam surat yang ditulis Kartini kepada Nona Zeehandelaar pada 25 Mei 1899, 'jika saja masih anak-anak ketika kata-kata 'emansipasi' belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saja, tetapi di kala itu telah hidup di dalam hati sanubari saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri'.
Melalui upayanya, Kartini berhasil mengangkat derajat wanita Indonesia agar tidak dipandang sebelah mata. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang. Namun, berbeda dengan era Kartini, kini perempuan berkesempatan sama dengan laki-laki untuk aktualisasi diri. Perempuan juga dapat menjalankan multiperan di bidang profesional maupun personal.
Hari Kartini kini bukanlah sekadar seremoni, kegigihannya dalam memperjuangkan emansipasi perlu diilhami, diteruskan, dan dijalani. Harapan Kartini bukan angan-angan kerdil yang dirayakan tiap tanggal 21 April. Cita-citanya adalah cita-cita perempuan Indonesia untuk berkesempatan meraih pendidikan tinggi dan mengaktualisasikan diri. Keterlibatan perempuan dalam pekerjaan dan pengambilan keputusan menjadi wujud keberhasilan kesetaraan yang diperjuangkan oleh Kartini.
(ncm/ega)