Bukan KPK tapi Kejagung yang Usut Mafia Migor, Disyukuri atau Disesali?

Perspektif

Bukan KPK tapi Kejagung yang Usut Mafia Migor, Disyukuri atau Disesali?

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 21 Apr 2022 14:10 WIB
Ilustrasi KPK dan Kejagung. (Repro detikcom)
Ilustrasi KPK dan Kejagung (Repro detikcom)

Menurut Abdul Fickar Hadjar, ada beda karakter antara Kejagung dan KPK. Lembaga yang disebut terakhir tentu saja lebih fokus mengusut kasus korupsi. Jadi seharusnya, menurut anggapan umum, kasus korupsi ya ditangani KPK saja.

"Barangkali ini yang menjadi perhatian mengapa tidak KPK. Karena jika penuntutannya difokuskan pada korupsi, sebaiknya memang ditangani KPK, sedangkan kejaksaan meliputi seluruh tindak pidana," kata Abdul Fickar Hadjar membagikan perspektifnya, Kamis (21/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abdul Fickar HadjarAbdul Fickar Hadjar (Ari Saputra/detikcom)

Dia berpandangan, KPK punya keunggulan dalam sistem penegakan penanganan kasus korupsi. Di sisi lain, dia mengakui Kejagung punya pengalaman lebih panjang menangani pelbagai kasus tindak pidana.

ADVERTISEMENT

"Meskipun secara kelembagaan lebih berpengalaman, namun berdasarkan pengalaman 'disiplin sistem'-nya terkadang kurang kuat," kata Fickar.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Almas Sjafrina juga menyampaikan pandangannya. Dia menilai semua lembaga penegak hukum perlu berperan dalam pemberantasan korupsi.

"Termasuk kejaksaan. Jadi, tidak menjadi suatu hal yang istimewa karena memang sudah seharusnya. Untuk apa disesali? Justru perlu didukung agar Kejagung tidak berhenti pada penetapan empat tersangka, melainkan juga korporasi dan pejabat lain yang mungkin terlibat," kata Almas Sjafrina, dihubungi terpisah.

Almas SjafrinaAlmas Sjafrina (Ari Saputra/detikcom)

Dia memaknai cuitan Febri Diansyah itu sebagai bentuk kritik atas kinerja KPK yang melandai. Menurutnya, KPK perlu didorong supaya lebih gesit lagi menangani kasus-kasus besar.

"Seharusnya bersama dengan penegak hukum lain, KPK lebih hadir membongkar korupsi, khususnya yang menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Almas.

Menurut ICW, persoalan soal lembaga mana yang menagani kasus mafia minyak goreng itu apakah Kejagung atau KPK kini bukanlah perdebatan yang penting. Ada pertanyaan yang lebih mendasar.

"Sekarang KPK sibuk apa?" tandas Almas.


(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads