Hari Kartini libur kah? Masih ada yang bertanya-tanya apakah Hari Kartini merupakan tanggal merah atau tidak pada 21 April mendatang.
Peringatan Hari Kartini menjadi momen untuk mengenang dan menghormati perjuangan R.A. Kartini yang berjasa bagi perempuan di Indonesia.
Lalu, Hari Kartini libur kah atau tidak? Simak ulasan berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Kartini Libur Kah? Ini Penjelasannya
Pertanyaan terkait apakah Hari Kartini libur atau tidak dapat mengacu pada daftar hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2022. Dikutip dari situs Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hari Kartini pada dasarnya tidak pernah masuk dalam daftar hari libur nasional.
Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 963 Tahun 2022, nomor 3 Tahun 2021, dan nomor 4 tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022, Hari Kartini juga tidak ada dalam daftar hari libur nasional.
Hari Kartini hanya ditetapkan sebagai Hari nasional yang didasarkan pada Keppres No. 108 Tahun 1964 untuk mengenang jasa-jasa RA Kartini sebagai pahlawan nasional dalam mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Melalui Keppres tersebut, Hari Kartini hanya tercantum sebagai hari nasional, tapi tidak sebagai hari libur nasional.
Pertanyaan tentang 'Hari Kartini libur kah' sudah terjawab. Simak informasi soal biografi dan makna di balik peringatannya.
Biografi RA Kartini
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau RA Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879 dalam keluarga bangsawan. Dia merupakan putri dari seorang Bupati Jepara kala itu, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, dan MA Ngasirah.
Kala itu, adat di Indonesia masih mendiskriminasikan wanita, di mana mereka (khususnya wanita pribumi) tidak diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang layak. Terlebih lagi, adanya kebiasaan yang turun-temurun yang mengharuskan anak perempuan yang sudah berusia 12 tahun untuk tinggal di rumah untuk dipingit.
Namun, berkat darah bangsawan dari ayahnya, Kartini memiliki kesempatan untuk dapat belajar di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun sembari mempelajari berbagai hal, termasuk Bahasa Belanda.
Dalam keadaan dipingit pun, keinginan belajar Kartini tak serta-merta surut. Ia menggunakan kemampuan bahasa Belanda yang dimilikinya untuk membaca dan menulis surat kepada teman korespondensinya di Belanda. Salah satu yang kerap dijadikan kawan bercerita adalah Rosa Abendanon.
Dari komunikasinya dengan Abendanon, timbullah ketertarikan untuk berpikir maju seperti perempuan Eropa dan memajukan perempuan pribumi yang saat itu berada pada status sosial yang sangat rendah.
Kartini sempat memohon pada Mr.J.H Abendanon untuk diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda. Namun tidak sempat dimanfaatkan olehnya karena dinikahkan dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Pernikahan itu pun berlangsung pada 12 November 1903.
Beruntungnya, setelah menikah sang suami mendukung penuh mimpi-mimpi Kartini, salah satunya untuk membangun sebuah sekolah khusus wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang.
Pembangunan sekolah ini bertujuan agar Kartini dapat mengajarkan kepada perempuan pribumi untuk mendapatkan pengetahuan.
Namun sayang perjuangan Kartini harus terhenti. Kartini meninggal dunia setelah beberapa hari melahirkan anak laki-lakinya, Soesalit Djojoadhiningrat, pada 13 September 1904.
Setelah kematiannya, Mr JH Abendanon pun membukukan surat-menyurat Kartini dengan teman-temannya di Eropa dengan judul "DOOR DUISTERNIS TOT LICHT" yang berarti "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Buku tersebut kemudian mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa.
Memperingati Jasa RA Kartini
Meskipun Hari Kartini bukanlah tanggal merah, kita tetap perlu mengingat bahwa peringatan yang jatuh pada 21 April ini ditetapkan untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini, yang bertepatan dengan tanggal lahir Kartini.
RA Kartini dikenal sebagai salah satu pahlawan yang memperjuangkan hak-hak emansipasi wanita pribumi yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki di semua bidang, khususnya dalam bidang pendidikan.
Peringatan Hari Kartini sendiri tidak dirayakan hanya sebatas secara simbolis dengan mengingat jasa-jasa Kartini di masanya untuk perempuan. Namun juga dengan mengimplementasikan nilai-nilai dalam Hari Kartini pada kehidupan sehari-hari, seperti mendorong kesetaraan wanita secara sosial ataupun dalam berbagai bidang.
Kini pertanyaan 'Hari Kartini libur kah' dan informasi soal biografinya sudah diinformasikan. Semoga bermanfaat.
(izt/imk)