Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2%. Selain itu, kadar antibodi masyarakat ikut naik.
Hal ini berdasarkan hasil sero survey yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan yang bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia. Sero survey pertama dilakukan pada Desember tahun lalu.
"Di bulan Desember kita lakukan sero survey ini, hasilnya sekitar 88,6% dari masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi. Baik itu berasal dari vaksinasi maupun antibodinya berasal dari infeksi," kata Menkes Budi dalam konferensi pers hasil rapat terbatas PPKM yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sero survey kedua menunjukkan hasil yang meningkat. Antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2%.
"Sebelum Lebaran mulai, kami melakukan sero survey yang kedua. Agar kebijakan yang pemerintah ambil saat lebaran ini ada basis risetnya. Kadar antibodi masyarakat Indonesia naik menjadi 99,2% artinya 99,2% dari populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi. Bisa berasal dari vaksinasi maupun berasal dari infeksi," ungkapnya.
Berapa jumlah kadar antibodinya? Silakan baca halaman selanjutnya.
Selain itu, ukuran kadar antibodi masyarakat naik. Kini orde antibodi masyarakat Indonesia sudah di angka ribuan.
"Hal yang menarik kita juga mengukur kadar antibodinya berapa. Jadi kalau bulan Desember kita lakukan sero survey ordenya masih di angka ratusan, sekitar 500-600. Di bulan Maret, ordenya sudah ribuan. Sekitar 7.000-8.000," ujarnya.
Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki kadar antibodi yang tinggi pula. Artinya, lanjut Budi, daya tahan masyarakat Indonesia akan cepat dalam menghadapi serangan virus.
"Ini menunjukkan bukan hanya ada masyarakat yang memiliki antibody, tapi kadar antibodinya tinggi sehingga kalau diserang virus daya tahan tubuh bisa cepat menghadapinya dan mengurangi sekali risiko masuk rumah sakit, apalagi meninggal," tuturnya.