Kebutuhan Hajjiyat

Kontemplasi Qalbu (47)

Kebutuhan Hajjiyat

Nasaruddin Umar - detikNews
Rabu, 13 Apr 2022 05:30 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Kebutuhan hajjiyat adalah sebuah kebutuhan yang relatif penting dalam kehidupan manusia tetapi belum sampai ke tingkat kebutuhan dharuriyat (kebutuhan asasi). Jika kebutuhan ini tidak terwujud akan menimbulkan kesulitan dalam hidup namun tidak sampai fatal. Kebutuhan hajjiyat bisa menjelma menjadi kebutuhan dharuriyyat jika sudah mengancam nyawa, keyakinan, akal pikiran, keturunan, atau harta/proprti kita.

Menurut Al- Syathibi di dalam Al-Muwafaqat-nya, kebutuhan hajjiyat ialah kebutuhan yang sangat mendesak tetapi tidak merupakan suatu ancaman jika diabaikannya. Kebutuhan hajjiyat sepintas lalu mirip dengan kebutuhan dharuriyyat. Yang membedakannya ialah tingkat dan intensitas kebutuhannya.

Contohnya seseorang yang sangat ingin makan durian. Jika hanya keinginan biasa karena sudah lama tidak makan durian maka itu disebut kebutuhan hajjiyat. Akan tetapi jika seorang perempuan hamil muda ngidam makan durian bisa menjadi kebutuhan dharuriyyat. Jika tidak diberikan durian mungkin akan bertambah sakit dan kecewa berat padahal saat bersamaan ia sedang menjalani hamil mudah yang penuh dengan kegelisahan. Boleh jadi seseorang hanya masuk kategori kebutuhan hajjiyat tetapi orang lain masuk kategori dharuriyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebutuhan hajjiyat bermacam-macam. Ada dalam bidang muamalah, seperti kebutuhan seseorang pegawai baru untuk meningkatkan usahanya. Hal ini bisa kita
contohkan pengalaman Nabi Syu'aib sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur'an. Ia hanya memiliki dua anak perempuan dan mereka itulah yang sehari-hari memelihara ternaknya. Ada kesulitan karena sumurnya terbatas sementara banyak laki-laki yang anntri mengambil air untuk ternaknya. Kedua putrinya merasa terbantu dengan kehadiran seorang pemuda yang kemudian menjadi Nabi Musa: "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". Berkatalah dia (Syuaib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik". (Q.S. al-Qashash/28:26-27).


Kebutuhan Nabi Syu'aib terhadap hadirnya pegawai baru sudah sampai ke tingkat kebutuhan hajjiyat, namun belum sampai ke tingkat kebutuhan dharuriyat. Kehadiran pemuda itu memudahkan kerja anak perempuannya untuk mengambil air di telaga di tengah para laki-laki. Namun tanpa kehadiran pemuda itu binatang ternaknya tetap bisa minum melalui usaha keras kedua putrinya.

ADVERTISEMENT


Dalam bidang ibadah juga ada kebutuhan hajjiyat. Misalnya, wajib berpuasa di dalam bulan Ramadhan tetapi ada keperluan yang amat mendesak di kota lain sehingga harus melakukan musafir. Syari'ah memperbolehkan seorang musafir berbuka puasa ketika ia betul-betul merasa lapar atau haus. Inilah yang disebut dengan pemberian dispensasi dan kemudahan (adzimah dan rukhshah). Ayat Al-Qur'an membenarkan berbuka puasa saat musafir: "Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (bolehlah ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain". (Q.S. al-Baqarah/2184).

Dengan berdasar antara lain pada ayat ini maka lahirlah kaedah ushul yang mengatakan: Al-Hajjat tanzilu manzilatad dharuri (kebutuhan yang sangat mendesak menempati posisi darurart, sementara darurat membolehkan sesuatu yang tadinya yterlarang (al-dharurat tubih al-mahdhurat).

Lihat juga Video: Jangan Sembarangan Bercinta di Bulan Puasa

[Gambas:Video 20detik]



(lus/lus)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads