Pernyataan Muhammad Ainun Nadjib atau Cak Nun yang menyatakan presiden sekarang belum tepat menjadi sorotan. Pernyataan Cak Nun itu dinilai jujur meski disampaikan di acara PDIP yang notabene partai pendukung Presiden Jokowi.
"Cak Nun tidak hilang objektivitas dan nalar kritisnya meski berdialog di kandang banteng," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno kepada wartawan, Senin (11/4/2022).
Adi menilai maksud pernyataan Cak Nun adalah perihal Indonesia bisa melampaui Amerika Serikat dan Rusia. Tapi bukan di presiden yang sekarang menjabat. Jadi butuh puluhan tahun untuk menghasilkan pemimpin yang bisa membawa negara melampaui negara maju.
"Bagi Cak Nur, Indonesia bisa melampaui negara besar seperti AS dan Rusia, tapi bukan presiden yang sekarang. Mungkin nunggu siklus puluhan tahun untuk hasilkan pemimpin yang bisa melampaui negara-nagara maju lainnya," ujarnya.
Oleh karena itulah, Adi mengatakan apa yang disampaikan Cak Nun adalah bentuk kejujuran. Dia menyayangkan jika pernyataan Cak Nun itu kerap di-bully, padahal apa yang disampaikan menurut Adi benar adanya.
"Tentu itu subjektivitas Cak Nun dalam melihat Indonesia saat ini dibandingkan dengan negara maju lainnya. Cak Nun tak sungkan bicara jujur apa adanya meski diapit Hasto dan Puan," ujarnya.
"Cak Nun secara jujur mengakui bahwa pemimpin kita saat ini belum bisa membawa Indonesia setara apalagi melampau negara kuat seperti AS dan Rusia. Saking jujurnya kadang pendapat Cak Nun kerap di-bully, padahal Cak Nun bicara apa adanya tanpa tedeng aling apa pun," lanjut Adi.
Simak pernyataan Cak Nun di halaman berikut
Saksikan Video 'Tausiah Cak Nun yang Menyenggol Presiden dan Masa Jabatannya':
(eva/zap)