Aksi demo 11 April di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) juga diikuti oleh sejumlah emak-emak. Mereka memprotes kenaikan harga sembako seperti sayur-sayuran
"Kami ke pasar, biasanya masih dapat labu Rp 2.000. Sekarang sayur-sayuran naik, baru bisa dapat (labu) dengan harga Rp 5.000. Ini karena BBM naik (harganya)," ungkap salah seorang emak-emak, Ratna, dari Mujahidah Pembela Islam Sulsel yang tergabung dalam barisan aksi massa Forum Umat Bersatu, seperti dikutip dari detikSulsel, Senin (10/4/2022).
Dia menuturkan pemerintah berturut-turut mengeluarkan kebijakan yang membuat emak-emak atau perempuan kesulitan mengatur kebutuhan dapur. Mulai dari kelangkaan minyak goreng yang membuat harganya. Belum lagi kenaikan harga BBM yang membuat sejumlah harga kebutuhan pokok di pasaran ikut naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan hanya mahasiswa yang gerah dengan kondisi saat ini, kami emak-emak merasakan langsung dampaknya. Dapur kami diganggu, diobok-obok pemerintah dengan kebijakan yang dikeluarkan," jelasnya.
Ratna dalam orasinya menyampaikan sejumlah tuntutan. Seperti pemerintah diminta segera menstabilkan harga sembako. Juga menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
"Emak-emak juga tidak bodoh, punya android. Tidak cuma update status, tetapi kami juga ikuti pemberitaan," katanya.
Silakan baca berita lengkapnya di sini.
(rdp/idh)