Dili Rusuh, WNI Asal Timor Leste di Semarang Cemas
Jumat, 26 Mei 2006 18:00 WIB
Semarang - WNI asal Timor Leste di Semarang yang semula tenang, kini mulai cemas. Mereka khawatir keluarganya jadi korban aksi baku tembak militer di Dili beberapa hari lalu."Di sana, keluarga kami yang sudah jadi WNI masih banyak. Kami tidak tahu harus berbuat apa karena saluran komunikasi terputus sejak baku tembak terjadi hingga kini," kata Ketua Uni Timor Aswain (UNTAS) Jateng Abel Montero ketika dihubungi melalui telepon, Jum'at (26/5/2006). Abel mengaku sudah berkomunikasi dengan perwakilan UNTAS yang tersebar di 35 kab/kota di Jateng. Hasilnya, mereka menyiapkan aksi solidaritas. Namun belum diketahui apa dan bagaimana bentuk aksinya.Sementara, dari kontak dengan keluarga yang ada di Dili, Abel menyatakan, keluarga mereka mengaku kekurangan sembako. Karena, sejak baku tembak terjadi, sarana transportasi terputus. Akibatnya akses memperoleh sembako pun terhambat."Sebagian keluarga kami beruntung karena bisa berlindung di KBRI. Tapi bagi mereka yang masih tersebar di tempat lain, tak ada yang bisa dilakukan selain menunggu situasi tenang," kata pegawai Bappeda Kota Semarang ini. Aksi baku tembak antara tentara pemerintah dan pemberontak itu diyakini lebih gawat dibanding aksi pascareferendum pada tahun 1999 lalu. Pada saat ini, situasi benar-benar tak terkendalikan. Siapa pun orangnya bisa jadi korban peluru nyasar atau tekanan psikis akibat situasi yang mencekam."Kami berharap pemerintah bisa membantu mengeluarkan keluarga kami yang masih ada di Dili. Misalnya dengan menutup pintu gerbang utama perbatasan agar kerusuhan tidak merembet," jelasnya.Abel menyebutkan, saat ini WNI asal Timor Leste di Jateng mencapai 12.800 orang. Mereka tersebar di 35 kab/kota. Dari jumlah tersebut, 3 ribu orang di antaranya adalah warga Timor Leste asli. Sebagian besar lainnya adalah WNI keturunan Timor Leste.
(nrl/)